JAKARTA, KOMPAS.TV - PDI Perjuangan dan Partai Gerindra menjadi partai yang memeroleh elektabilitas di atas 15 persen, sedangkan partai-partai lain masih jauh di bawah kedua partai tersebut.
Peneliti Senior Litbang Kompas Toto Suryaningtyas menjelaskan, berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, PDIP mendapat 24,4 persen dan Partai Gerindra 18,9 persen.
Partai lainnya mendapat perolehan suara dari responden jauh di bahwa Partai Gerindra. Semisal partai yang masuk parliamentary threshold 4 persen yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 7,6 persen, Partai Golkar 7,2 persen.
Kemudian Partai Demokrat 7,0 persen, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 6,3 persen, dan Partai Nasdem 5,9 persen.
Sedangkan partai parlemen lain yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), masing-masing elektabilitasnya 3,4 persen dan PPP 1,6 persen.
Baca Juga: PDIP, Gerindra dan PKB Raih Perolehan Suara Terbesar di Survei Kali Ini, Apa Saja Indikatornya?
Toto menyatakan sejak Oktober 2022 PDIP mengalami kenaikan. Begitu juga Partai Gerindra.
Bahkan hasil survei Agustus 2023, merupakan angka tertingi selama delapan tahun Litbang Kompas melakukan jajak pendapat ke publik.
"Jadi kedua partai ini memanen elektabilitas yang menguntungkan. Apakah terkait capres yang diusung itu memang terlihat karena pada saat yang sama elektabilitas Pak Ganjar juga naik dan elektabilitas Pak Prabowo juga naik meskipun tipis," ujar Toto di program Sapa Indonesia Malam KOMPAS TV, Kamis (24/8/2023).
Toto menambahkan, jika dibandingkan dengan PDIP, Partai Gerindra memperoleh kenaikan yang paling signifikan.
Kenaikan elektabilitas PDIP lebih landai karena sudah menembus angka lebih dari 20 persen. Sementara Partai Gerindra mulai dari angka 12 persen, pada Mei 2023 mendapat 18,6 persen dan survei Agustus 18,9 persen.
Baca Juga: Hasil Survei Litbang Kompas, Begini Efek Jokowi ke Elektabilitas Ganjar, Prabowo dan Anies
Sedangkan untuk PKB, Toto menilai harus mewaspadai Partai Golkar dan Partai Demokrat yang memiliki selisih yang tidak terlalu besar.
Menurutnya Golkar punya basis massa sudah terbentuk dan kuat, terutama di Sumatra dan Sulawesi dan ini bisa bangkit kembali jika sudah masuk masa kampanye.
Demikian juga dengan Demokrat. Partai yang dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono ini dinilai oleh responden sebagai partai yang memiliki tingkat kesukaan tinggi.
"Jadi Demokrat punya modal untuk bangkit kembali mendapatkan pemilihnya seperti di survei-survei sebelumnya," ujar Toto.
Lebih lanjut Toto memprediksi tidak akan ada lagi peningkatan elektabilitas partai hingga menjelang Pemilu 2024.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: PKS Raih Tambahan Suara Signifikan dari Generasi Z dan X
Elektabilitas yang dimiliki partai politik hasil survei Litbang Kompas Agustus 2023 menjadi gambaran akan hasil Pemilu 2024 mendatang.
"Pada masa ini dua, tiga survei terakhir itu angka elektabilitas partai itu sudah jenih, dalam artian tidak banyak pergerakan lagi, karena komposisi yang tidak memilih di survei Litbang Kompas tinggal 11,6 persen. Angka ini sudah semakin mepet dengan angka wajar undecided voters dalam Pemilu," ujar Toto.
Survei ini juga menangkap elektabilitas partai politik nonparlemen dan partai-partai baru. Hasilnya, tidak ada yang elektabilitasnya di atas 4 persen.
Di antara partai-partai tersebut, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) punya elektabilitas tertinggi yakni 3,4 persen, sedangkan partai-partai lainnya di bawah 1 persen.
Baca Juga: PDIP Resmi Pecat Budiman Sudjatmiko Buntut Deklarasi Dukung Prabowo Capres, Surat Diterima sang Anak
Partai-partai itu adalah Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 0,8 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,8 persen, Partai Garuda 0,5 persen, Partai Gelora 0,4 persen, Partai Ummat 0,2 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,1 persen, dan Partai Buruh 0,1 persen.
Survei Litbang Kompas yang digelar pada 27 Juli-7 Agustus 2023 melalui melalui wawancara tatap muka dan melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.
Metode ini menggunakan tingkat kepercayaan 95 persen, serta margin of error penelitian ±2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.