Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan dalam satu pekan terakhir kualitas udara di Jabodetabek sangat buruk.
"Pagi ini kita rapat terkait kualitas udara di Jabodetabek yang selama satu pekan terakhir kulitas udara di Jabodetabek sangat sangat buruk," kata Jokowi.
Dua hari lalu, kata Presiden, kualitas udara di DKI masuk ke dalam kategori tidak sehat. PM 2,5 yang ada di Jakarta mencapai 154.
Angka tersebut sangat tinggi dibandingkan kota lainnya di dunia. Semakin tinggi angka PM 2,5 maka semakin buruk kualitas udara di wilayah tersebut.
"Tanggal 12 Agustus 2023 yang kemarin kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat," kata Jokowi.
Baca Juga: Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang dari Polusi Udara, Bisa Sebabkan Kematian Dini
Terkait hal itu, Jokowi mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya buruk.
Salah satu di antaranya karena terjadi musim kemarau panjang yang membuat meningkatnya konsentrasi polutan.
"Kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi,” ujar Jokowi.
“Serta pembuangan emisi dari transportasi dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur.”
Baca Juga: Golkar, PAN, dan PKB Dukung Prabowo di Pilpres 2024, Jokowi: Urusan Parpol, Saya Bukan Ketua Parpol
Sumber : Tribunnews.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.