JAKARTA, KOMPAS.TV - Tantangan jurnalis televisi ke depan kian beragam. Salah satunya yang terkini adalah teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang berkemungkinan bisa menggantikan tugas-tugas para jurnalis.
AI dikenal sebagai teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan manusia di masa depan.
Baca Juga: Ini Daftar Pekerjaan yang Bertambah dan yang Hilang Akibat Penggunaan Artificial Intelligence
Secara umum, AI merujuk pada program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan, logika, dan karakteristik kecerdasan lainnya.
“Teknologi AI yang tengah berkembang telah membawa berbagai perubahan, salah satunya kemampuan menulis berita serta menjadi presenter berita televisi, ini tantangan yang harus dihadapi,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat menyampaikan sambutan dalam tasyakuran HUT ke-25 Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Rabu malam (9/8/2023).
Acara tersebut mengangkat tema Menumbuhkan Jurnalisme Positif, Menjaga Kemerdekaan Pers di Era Digital.
Menkominfo Budi Arie meminta agar IJTI terus menjaga kemerdekaan pers yang merupakan salah satu buah dari reformasi, dengan penuh rasa tanggung jawab.
Mengutip pernyataan seorang penulis besar Mark Twain, Menkominfo Budi Arie mengatakan, “hanya ada dua hal yang bisa membawa terang di seluruh penjuru dunia, yakni matahari di atas langit dan pers di muka bumi.”
Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan mengatakan, dalam perjalanannya, IJTI telah banyak berkontribusi bagi kemajuan jurnalisme televisi di tanah air.
Hal itu diwujudkan melalui berbagai program untuk meningkatkan kompetensi para jurnalis serta turut menjaga kemerdekaan pers dengan penuh rasa tangung jawab.
Baca Juga: Bagaimana Menentukan Persoalan Hak Cipta pada Foto Olahan Artificial Intelligence?
“Semenjak berdiri 25 tahun yang lalu, IJTI berkomitmen menjaga profesionalitas jurnalis televisi melalui berbagai kegiatan peningkatan kompetensi bagi anggota di berbagai daerah di tanah air,” kata Herik dalam sambutannya.
Selain itu, Herik menambahkan IJTI tengah menggelorakan semangat jurnalisme positif sebagai upaya menciptakan jurnalisme yang berkualitas, bermartabat, mencerahkan dan bermanfaat bagi publik.
“Jurnalisme positif akan menjadi pegangan bagi seluruh jurnalis televisi. Di mana jurnalis televisi tidak sekedar menyampaikan fakta namun juga mampu menyajikan informasi yang utuh, lengkap serta solutif,” jelasnya.
Selain Menkominfo, tasyakuran ulang tahun ke-25 IJTI yang jatuh pada 9 Agustus itu juga dihadiri Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya, Ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga dan Luar Negeri Totok Suryanto, Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Yadi Hendriana, serta sejumlah pemimpin redaksi media televisi di Indonesia.
Tanpa terkecuali pengurus IJTI pusat, para jurnalis televisi, dan para pengurus daerah serta koordinator daerah di seluruh Indonesia yang hadir secara virtual.
Memasuki usia ke-25 tahun, ada berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh IJTI seperti memberikan fellowship kepada jurnalis televisi, menggelar lomba karya jurnalistik serta workshop dan pelatihan jurnalisme positif di sejumlah daerah di tanah air.
Baca Juga: AMSI, AJI, IJTI dan IDA Minta Presiden Jokowi Cari Jalan Terbaik untuk Perpres Publishers Rights
Dalam tasyakuran itu, Herik memotong tumpeng ulang tahun yang kemudian diberikan kepada Menkominfo Budi Arie serta Wakil Ketua Dewan Pers Agung Dharmajaya.
Adapun puncak perayaan HUT ke-25 IJTI akan dilaksanakan pada awal Oktober 2023 mendatang melalui sarasehan nasional jurnalis televisi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.