Ismail menuturkan, tak bisa dipungkiri bahwa kritik yang disampaikan Rocky Gerung menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Bahkan, lanjut dia, bukan tak mungkin pernyataan Rocky Gerung tersebut sengaja dimainkan secara terbuka oleh sejumlah pihak.
Tujuannya, untuk mengambil keuntungan dengan menunjukkan prestasi semu pada patron politiknya, serta memetik insentif politik elektoral bagi pihak yang berkontes dalam pemilu.
Karenanya, Ismail menilai, setelah melihat dinamika yang terjadi di masyarakat dalam merespons pernyataan Rocky Gerung, kuat dugaan bahwa kasus ini sengaja dipelintir oleh pihak yang membenci Rocky Gerung.
Baca Juga: Bukan Penghinaan ke Jokowi, Bareskrim Polri Ternyata Usut Dugaan Rocky Gerung Sebarkan Berita Bohong
Apalagi, kata dia, kemarahan dan keonaran yang terjadi saat ini nyatanya hanya ditunjukkan oleh kelompok relawan dan pegiat demonstrasi musiman.
“Sebagian besar masyarakat lebih berfokus pada substansi, sekalipun menyayangkan pilihan diksi Rocky Gerung (dalam menyampaikan kritik),” ujar Ismail.
Ismail menjelaskan, pelintiran kebencian seperti yang terjadi dalam kasus Rocky Gerung, banyak digunakan oleh para “entrepreneur” politik untuk memobilisasi pendukungnya dan menyerang kelompok tertentu.
Karena itu, Ismail pun menilai bahwa Rocky Gerung saat ini telah menjadi korban pelintiran kebencian tersebut.
“Rocky Gerung hari ini menjadi korban pelintiran ini, setelah pernyataannya direspons secara berjarak dengan jeda waktu dari peristiwa dan orkestrasi struktural,” ucap Ismail.
Baca Juga: Cerita Rocky Gerung Dipersekusi PDIP di Yogyakarta: Padahal, Saya Sering Ngajar di Sekolah Megawati
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.