Alat pelacakan khusus digunakan untuk melacak penerima beasiswa yang terakhir kali menggunakan paspor mereka.
Baca Juga: Jokowi Beri Gelar Kehormatan untuk 18 Tokoh dari Berbagai Bidang
"Jadi kami punya tools yang melacak keberadaan penerima beasiswa LPDP. Jadi orang sudah tap-in paspor terakhir, maka kita bisa tahu keberadaannya," ungkap Kepala Divisi Hukum dan Komunikasi Badan Layanan Umum LPDP Mohammad Lukmanul Hakim dikutip dari Kompas.com, Kamis (3/8).
Meski demikian dia tidak dapat mengungkapkan jumlah pasti mahasiswa yang memilih menetap di luar negeri karena perlu melihat data terlebih dahulu.
Lukmanul mengatakan banyak penerima beasiswa LPDP yang tidak kembali ke Indonesia karena beberapa alasan.
Salah satunya adalah banyak dari mereka yang sudah berkeluarga memilih untuk tinggal di luar negeri.
Menurutnya, kebanyakan dari mereka yang sudah berkeluarga cenderung enggan untuk kembali ke Indonesia karena telah memperoleh kehidupan yang nyaman di luar negeri, terutama bagi mereka yang menyelesaikan studi tingkat doktoral di sana.
Selain itu, anak-anak mereka juga bisa mendapatkan tunjangan dari negara tempat tinggal mereka, yang tentu saja menjadi dorongan lebih untuk menetap di sana.
Baca Juga: Presiden Jokowi ke Penerima Beasiswa LPDP: Hati-Hati di 2024 Kepemimpinan Nasional Sangat Penting
"Biasanya mereka yang sudah berkeluarga tidak balik lagi ke Indonesia dan karena di luar sudah memperoleh hidup enak, khususnya bagi S3 di sana, pastinya anak juga memperoleh tunjangan dari negara setempat," tegas dia.
Namun, dia menegaskan bahwa ada sanksi tegas yang akan diberikan kepada penerima beasiswa LPDP yang tidak pulang sesuai jadwal yang telah ditentukan.
"Kita suruh ganti rugi semua yang diberikan LPDP ketika hidup dan kuliah di luar negeri. Ada hitungannya," ungkap dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.