Dalam perkembangan selanjutnya, judi di Pulau Jawa mengalami perkembangan melalui medium kartu. Menurut Tjan, hal ini diperkenalkan oleh orang Tionghoa yang tiba di tanah air. "Bahwa berasal dari Cina, dapat diterima kebenarannya," tulisnya.
Permainan judi kartu menjadi menarik karena ada taruhan. "Suatu permainan kartu yang tidak diiringi pertaruhan segera menjemukan. Permainan hanya untuk menghabiskan waktu saja," ucapnya.
Judi kemudian berkembang cukup pesat. Rumah-rumah judi pun bertebaran di beberapa kawasan, termasuk di Batavia.
Maka, judi di Pulau Jawa mengalami perkembangan melalui medium kartu. Menurut Tjan, hal ini diperkenalkan oleh orang Tionghoa yang tiba di tanah air. "Bahwa berasal dari Cina, dapat diterima kebenarannya," tulisnya.
Permainan judi kartu menjadi menarik karena ada taruhan. "Suatu permainan kartu yang tidak diiringi pertaruhan segera menjemukan. Permainan hanya untuk menghabiskan waktu saja," ucapnya.
Judi kemudian berkembang cukup pesat. Rumah-rumah judi pun bertebaran di beberapa kawasan, termasuk di Batavia.
Baca Juga: Diduga Main Judi Slot Saat Rapat Paripurna, Cinta Mega Dapat Peringatan Fraksi PDIP DPRD DKI
Bahkan judi menjadi bisnis yang menguntungkan, sehingga bisa dikelola secara profesional. Di era Orde Baru, beberapa kali judi dilegalkan dengan berbagai nama seperti Porkas (Pekan Olahraga dan Ketangkasan) dan SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah) yang berbentuk kupon undian berhadiah dan dapat dibeli di warung-warung terdekat.
Sosok yang dipercaya untuk mengelola bisnis judi ini adalah pengusaha Robby Sumampouw. Dikutip dari hot.grid.id, karena mengelola kedua usaha judi legal tersebut, Robby mendapat julukan "si Raja Judi" atau "si Raja Porkas".
Bisnis judi Robby aman terkendali karena mendapat restu pemerintah kala itu. Lelaki kelahiran Surakarta 9 November 1944, itu bahkan dekat dengan sejumlah pejabat, di antaranya Panglima TNI Jenderal LB Moerdani.
Karena dekat dengan para pejabat, Robby mendapat hak istimewa untuk membuka usaha di Timor Timur. Bahkan usaha itu merupakan hasil ajakan Benny Moerdani agar ada perputaran ekonomi di wilayah konflik tersebut.
Sebagai pengusaha, Robby dikenal memiliki kedekatan dengan Keluarga Cendana.
Berdasarkan catatan Kompas.com, Robby memiliki aset berupa tanah seluas 3.000 meter persegi yang berlokasi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Lahan itu pernah dijadikan tempat lokasi relokasi sementara para pedagang Blok G di pasar itu yang akan dirobohkan dan dibangun kembali.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.