Ia juga menyinggung tentang money politics, identity politics (politik identitas) dan politics of labelling, dan post-truth politics.
"Ini harus kita cegah, jangan sampai berkelanjutan," ujarnya.
AHY menilai, saat ini Indonesia sedang memasuki rezim post-truth politics (politik pascakebenaran).
Ia pun mengajak para peserta untuk memahami middle way atau berada di tengah-tengah.
"Tengah sesungguhnya merupakan bagian yang dominan, selalu ada ekstrem kiri, ekstrem kanan, tapi yang di tengah itu yang paling besar," jelasnya.
Semangat yang moderat, kata dia, harus dipahami masyarakat Indonesia untuk mencegah polarisasi ekstrem yang menyebabkan perpecahan negara, terutama dalam Pemilu 2024.
"Mudah-mudahan kita terbebas dari polarisasi ekstrem di Pemilu 2024 nanti," kata AHY yang diamini para peserta.
Baca Juga: AHY Ungkap Upaya Pembegalan Partai Demokrat oleh Tangan Kekuasaan: Ini Tidak Patut Terjadi
Ada tiga pembahas yang juga hadir dalam forum yang diketuai oleh dosen Fisipol UGM Yulida Pangastuti, untuk menanggapi gagasan AHY terkait topik demokrasi di Indonesia.
Pertama, Dosen Fisipol UGM dari Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Mahesti Hasanah.
Kedua, Pimpinan Dewan Mahasiswa (Dema) Fisipol UGM Pratiwi Yudha M.
Ketiga, Ketua Atmawidya Alterasi Indonesia Titok Hariyanto.
Baca Juga: AHY soal Pertemuan Demokrat-Gerindra Siang Ini: Saya Selalu Membuka Diri
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.