"Jangan terkecoh oleh bungkus rapi pembelajaran berbasis pendidikan formal dengan kurikulum terstandar pemerintah dan pembelajaran agama yang ditanamkan, karena bukan tidak mungkin itu hanya sebagai kamuflase belaka," ucapnya.
Adapun pernyataan tersebut ia sampaikan berdasarkan pada banyaknya kesaksian tentang adanya istilah ‘sekolah dalam sekolah’, ‘kaderisasi dalam kaderisasi’.
Bahkan, lanjut Said, layak dicurigai bahwa ekosistem, tata laksana, dan organ gerakan yang mereka ciptakan itu mengarah pada pembentukan ‘negara dalam negara’.
"Negara tidak boleh kalah dengan sindikasi Al Zaytun," ujar Said Aqil.
Karenanya, dia mendesak kepada pemerintah untuk bertindak tegas melakukan penyelidikan komprehensif dan melakukan penyidikan atas kasus Al Zaytun saat ini, serta membuka fenomena ini seterang-terangnya kepada masyarakat.
"Negara harus segera mengambil alih Al Zyatun, membenahi dan me-reinstall sistem pendidikan Al Zaytun agar tidak bertentangan dengan cita-cita NKRI,” katanya.
Baca Juga: Lucky Hakim Heran Al Zaytun Punya Banyak Uang: Ini Bisa Triliunan dari Mana, Hebat Amat
“Serta menjaga secara ketat agar tidak menjadi tempat bersemainya benih-benih Negara Islam Indonesia (NII).”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.