Moeldoko pun menegaskan tidak mempunyai kepentingan apapun dengan Ponpes Al Zaytun, termasuk pimpinan ponpes tersebut, Panji Gumilang.
“Saya tidak punya kepentingan apapun dengan Panji Gumilang. Tidak ada kepentingan politik, tidak ada kepentingan ekonomi, tidak ada,” tutur Moeldoko.
Namun demikian, Moeldoko mengakui pernah ke Al Zaytun dan berkomunikasi dengan pengurus Pondok Pesantren di Indramayu, Jawa Barat, itu. Waktu itu, Moeldoko masih menjabat sebagai Panglima Daerah Militer (Pangdam) III/Siliwangi.
“Waktu (menjabat sebagai) Pangdam, saya pernah ke sana. Apa kepentingan saya? Saya sebagai Pangdam, Panglima Daerah Militer memastikan bahwa di daerah itu terbangun kondisi yang baik,” katanya.
“Waktu itu sempat dengar-dengar ada sumber-sumber NII (Negara Islam Indonesia) di sana, dan (saat itu) sulit bisa masuk ke dalam.”
Baca Juga: Ponpes Al Zaytun Disebut sebagai Bagian dari NII
Akhirnya, lanjut Moeldoko, saat itu dia memerintahkan jajarannya, komandan resor militer (danrem) untuk mengecek langsung ke Ponpes Al Zaytun.
“Saya sampaikan kepada Danrem kalau kamu tidak bisa membuka pintu Al Zaytun kamu saya pecat,” kenang Moeldoko.
“Akhirnya, bisa berkomunikasi ke dalam. Akhirnya bisa masuk ke dalam. Misi saya, bagaimana persoalan kebangsaan bisa menjadi konsumsi di situ, tidak ada yang lain.”
Moeldoko menambahkan bahwa isu-isu sensitif yang dapat menyulut reaksi masyarakat perlu dimitigasi dan dikelola, agar tidak menjadi isu yang liar.
Baca Juga: Soal Kasus Al-Zaytun, Mahfud MD Ungkap Akan Ada Tersangka dalam Waktu Dekat
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.