JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, dirinya menghormati pilihan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang mengambil sikap untuk cawe-cawe di Pilpres 2024 demi kepentingan bangsa dan negara.
"Saya menghormati pilihan beliau (untuk cawe-cawe di Pilpres 2024). Sah-sah saja Presiden Jokowi mengatakan atau berbuat begitu. Apalagi kalau cawe-cawe yang beliau lakukan adalah cawe-cawe yang baik, yang positif," tulis SBY dalam tulisannya berjudul Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe Presiden Jokowi yang disebar ke publik pada Senin (26/6/2023).
"Saya pikir kita tidak boleh serta-merta mengatakan bahwa apa yang dilakukan Pak Jokowi itu tidak baik atau salah. Itu pendapat saya," sambungnya.
Baca Juga: SBY Terbitkan Buku 'Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden Jokowi', Berikut Isinya
Menurut dia, perbedaan sikap dirinya dengan Presiden Jokowi dalam menyikapi pesta demokrasi saat mengakhiri jabatan tak dapat disimpulkan apakah itu baik atau tidak.
"Meskipun saya memiliki pandangan yang secara fundamental berbeda dengan beliau, tak boleh saya mengatakan bahwa yang Pak Jokowi lakukan tidak baik, sebaliknya yang saya lakukan dulu yang lebih baik."
"Untuk diingat, memang pada Pilpres 2014 dulu saya memilih bersikap netral, dan mempersilakan baik pasangan Pak Jokowi bersama Pak Jusuf Kalla maupun pasangan Pak Prabowo bersama Pak Hatta Rajasa untuk berkompetisi secara sehat dan demokratis," ujarnya.
Presiden ke-6 RI itu mengingatkan Presiden Jokowi agar ikut campurnya mantan gubernur DKI Jakarta tersebut di Pemilu 2024 berdampak baik dalam pelaksanaanya.
"Nah, tentang kata-kata bahwa cawe-cawe yang akan dilakukan itu demi kepentingan bangsa dan negara, mungkin ini yang Pak Jokowi perlu berhati-hati," kata SBY.
Dalam mengartikan kepentingan bangsa dan negara, kata SBY, khususnya jika dikaitkan dengan Pilpres 2024 mendatang harus tepat dan tidak bias.
Karena, kepentingan nasional, tidaklah sama dengan kepentingan politik seorang presiden atau kepentingan politik sebuah partai politik (parpol) atau pihak mana pun.
"Banyak literatur yang mendefinisikan kepentingan negara dalam tingkatan mulai yang bersifat hidup matinya sebuah negara (survival interest), disusul dengan kepentingan negara yang vital (vital interests) dan kemudian disusul dengan kepentingan besar (major interests), dan seterusnya."
"Terjaminnya keselamatan, kedaulatan, dan keutuhan NKRI misalnya itu adalah survival interests. Terlindunginya keamanan negara dan terjaganya ekonomi nasional sering diidentikkan dengan vital interest," katanya.
SBY menambahkan, kalau cawe-cawe itu demi kepentingan bangsa dan negara, perlulah rakyat Indonesia diyakinkan bahwa Presiden Jokowi benar-benar demi kepentingan bangsa dan negara.
Baca Juga: SBY: Tak Jadi soal kalau Presiden Jokowi Tak Suka Anies Baswedan
"Mengapa rakyat perlu diyakinkan? Ya karena dalam Pilpres mendatang, rakyatlah yang akan memilih presiden mereka untuk periode 5 tahun ke depan."
"Bukan Presiden, bukan MPR, bukan partai politik, bukan pula kalangan orang-orang kaya dalam iklim plutokrasi (money talks). Sekali lagi, yang memilih adalah rakyat Indonesia, pemegang kedaulatan yang sejati," katanya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.