Pertemuan Panda dengan SBY terjadi setelah setahun Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu menjadi Presiden ke-6 RI.
Sebelumnya, SBY mengutus orang untuk membuat janji waktu bertemu dengan Megawati. Namun, rencana tersebut tidak ada kepastian.
Pertanyaan pertama yang dititipkan Megawati yakni soal apakah SBY pernah mengatakan keinginan untuk menjadi wakil presiden pendamping Megawati.
Pertanyaan kedua yang diajukan Megawati untuk SBY yakni, apakah SBY menggunakan kantor Kemenko Polkam kala itu dipakai untuk kegiatan politik membentuk Partai Demokrat.
Ketiga, Megawati meminta Panda untuk mengingatkan SBY terkait momen Megawati menanyakan kepada para menteri di sidang kabinet yang mencalonkan diri sebagai presiden di Pemilu 2004.
Baca Juga: Pasang Surut Hubungan SBY-Megawati hingga Titip Pesan buat Pertemun Politik Puan-AHY
"Sidang kabinet itu ada Hamzah Haz, Yusril (Ihza Mahendra). Waktu itu Megawati tanya siapa yang maju jadi presiden di Pemilu 2004. Hamzah Haz mengatakan 'saya tergantung partai', Yusril tergantung kepada ini. Ketika ditanya SBY, SBY mengatakan 'saya tidak maju'," ujar Panda.
Panda menjelaskan, kala itu Megawati bersedia bertemu langsung dengan SBY jika lima pertanyaan titipannya itu mendapat jawaban. Mega, kata Panda, hanya mengharapkan keterbukaan SBY.
Namun, tak satu pun pertanyaan titipan Mega itu dijawab oleh SBY. Bermula dari sinilah, hubungan Megawati dan SBY renggang. Keduanya hampir tak pernah bertemu selama 18 tahun.
"Lima pertanyaan itu tidak ada dijawab sampai sekarang. Itu terus terang saja menjadi bom waktu, 18 tahun mereka tidak pernah duduk bersama kongko-kongko atau ngobrol," ujar Panda.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.