JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Brimob Batalion B Pelopor Satuan Brimob Polda Riau, Bripka Andry Darma Irawan, mengaku sempat bertemu Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal, sebelum curhat di media sosial terkait permintaan setoran dari komandannya.
Diketahui, Bripka Andry sebelumnya mengaku telah menyetorkan uang kepada Komandan Batalyon B Pelopor Sat Brimob Polda Riau, Kompol Petrus Hottiner Simamora, senilai Rp650 juta.
Bripka Andry mengatakan bahwa pertemuannya dengan Kapolda Riau waktu itu membahas soal permintaannya agar tidak dipindahtugaskan atau dimutasi.
Baca Juga: Bripka Andry Anggota Brimob yang Curhat Setor Rp650 Juta ke Komandannya Bakal Datangi Mabes Polri
Selain itu, Bripka Andry mengaku sempat dimarahi oleh Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal saat pertemuan tersebut.
“Bapak Kapolda kan sebelum saya masuk kan sudah menerima laporan dari Kasubdit Paminal Polda Riau, sudah ngobrol, sudah menerima laporan. Tapi saya tidak tahu apa yang dilaporkan, begitu saya diterima masuk, saya sudah kena marah,” kata Andry dikutip dari Kompas.com Senin (19/6/2023).
Kemudian, Bripka Andry menyampaikan kepada Kapolda Riau terkait kondisi keluarganya karenanya minta dipertimbangkan agar tidak dimutasi.
“Saya bilang, mohon izin jenderal saya mohon pertimbangan keadaan keluarga saya,” ucap Bripka Andry menirukan ucapannya ke Kapolda Riau waktu itu.
Setelah menyampaikan persoalannya tersebut, menurut Bripka Andry, Kapolda Riau mereponsnya secara baik.
Baca Juga: Bripka Andry Anggota Brimob yang Curhat Setor Rp650 Juta ke Komandannya Jadi Buronan Polda Riau
Namun, Andry menduga Kapolda Riau juga mendapat informasi lain terkait dirinya, sehingga membuatnya dan keluarga semakin putus asa terkait keputusan mutasinya.
“Alhamdulillah Bapak Kapolda dari awal merespons, saya menghadap, namun saya tidak tahu apa yang didengar beliau, sehingga kami keluarga putus asa, saya putus asa, kita akhirnya melalui media sosial lah, kita sampaikan,” tuturnya.
Bripka Andry menuturkan, mutasi tersebut akan berdampak kepada keluarganya, terlebih secara ekonomi. Apalagi, ia mengatakan, bahwa dirinya selama ini mengurus ibunya yang sedang sakit.
Andry mengakui bahwa mutasi di intansi Polri memang hal biasa. Namun begitu, ia memohon pertimbangan terkait keadannya agar tidak dimutasi kepada pimpinan di Polda Riau.
Sementara terkait dirinya yang membongkar dugaan praktik setoran dari bawahan ke atasan, kata Andry, hal itu ia lakukan bukan karena sakit hati dimutasi.
Baca Juga: Propam Polda Riau Segera Sidang Etik Bripka Andry yang Curhat di Medsos karena Tak Terima Dimutasi
“Jadi saya perlu tekankan, bukan karena sakit hati dimutasi, saya bongkar. Tidak. Namun saya memohon pertimbangan, saya menghadap beserta ibu untuk meyakinkan pimpinan, bahwa ini lah kondisi saya,” ucap Bripka Andry.
Sebelumnya, Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Riau Kombes Johanes Setiawan mengatakan Kompol Petrus dicopot untuk menjalani pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Riau.
Johanes mengatakan pihaknya masih mendalami terkait adanya informasi yang menyebut Kompol Petrus sudah menerima setorang uang sebesar Rp650 juta dari anak buahnya.
"Kasusnya sedang ditindaklanjuti. Terkait setoran ini masih didalami, nanti pembuktiannya ada di sidang, Kompol Petrus pun saat ini sudah dicopot jabatannya dalam rangka pemeriksaan," kata Johanes pada Senin (5/6/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.