Baca Juga: PSI Minta Restu Jokowi Untuk Usung Kaesang di Pilkada Depok, Ini Kata Pakar Komunikasi Politik
PKS memperoleh 12 kursi, Gerindra dan PDIP 10 kursi, serta Golkar lima kursi. Sisanya di bawah perolehan empat partai tersebut, dengan urutan paling buncit yakni PSI yang memperoleh satu kursi.
Menurutnya, sangat wajar PSI melempar wajah Kaesang kepada warga Depok. Tujuannya untuk menambah perolehan kursi atau membangun koalisi partai yang ingin mencalonkan Kaesang di Pilkada Kota Depok.
"Meskipun PSI sangat getol mencalonkan Kaesang dari awal, tetapi peluang PSI membangun aliansi atau bahkan mengusung pencalonan Kaesang secara mandiri sangat sulit. Apalagi, tren dari pilkada ke pilkada, pencalonan ambang batas itu semakin tinggi. Jadi semakin sulit mencalonkan paslon kalau tidak punya suara cukup di DPRD. Kucinya harus berkoalisi," ujar Hurriyah.
Di sisi lain, Hurriyah menilai langkah partai politik memilih mengusung figur yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi untuk meraih kemenangan merupakan cara yang pragmatis.
Baca Juga: Gerindra Nyatakan Siap Dukung Kaesang Jadi Wali Kota Depok
Sejatinya, sebuah partai politik melakukan perbaikan kelembagaan melalui rekrutmen maupun kaderisasi, bukan melakukan cara instan yang pragmatis demi orientasi kemenangan pemilu.
Selain itu, fenomena tersebut juga menunjukkan potret partai politik sebagai pemegang kendali utama atau adanya sentralisasi penjual tiket pencalonan dalam pemilu ataupun pilkada.
Menurut Hurriyah, dua hal tersebut tidak baik untuk demokrasi di Tanah Air.
"Ini bukan hal yang baik untuk demokrasi di Indonesia, dalam kondisi parpol kita itu lemah dalam hal kaderisasi internalnya," ujar Hurriyah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.