Sementara politikus PDIP, Deddy Sitorus, mengatakan pantun Hasto yang seolah menyindir bacapres lain itu sekadar “lucu-lucuan.”
Menurutnya, Hasto melontarkan pantun untuk menyegarkan suasana pertemuan PDIP di Jakarta hari ini.
"Itu kan untuk bikin gerrr suasana, saya kira tidak ada maksud menyindir calon lain,” kata Deddy.
"Apa yang ingin disampaikan Mas Hasto adalah selama ini terkesan Pak Ganjar dan Pak Jokowi berjarak, jadi Mas Hasto hanya ingin menyampaikan bahwa kalau sudah kelihatan dekat, (yang lain) ngiri deh,” lanjutnya.
Sementara itu, Yunarto menambahkan, pantun Hasto dan isu kedekatan Jokowi patut diamati menjelang Pemilu 2024.
Jokowi dinilai memiliki pengaruh, terlebih usai beberapa survei menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja presiden yang tinggi.
Yunarto menyebut dukungan politis Jokowi dapat berpengaruh pada elektabilitas bakal capres. Karena itu, dia menilai, dukungan pasti Jokowi untuk salah satu calon pun menarik ditunggu.
"Saya melihat keduanya (Ganjar dan Prabowo) telah direstui, dan di situlah akan terjadi pertarungan gagasan untuk menentukan siapa yang bisa melanjutkan apa yang dibangun Jokowi,” katanya.
Meski demikian, Deddy menegaskan pantun Hasto tidak usah dianggap serius. Ia mengingatkan para pihak agar tidak terlalu kaku menyaksikan politik.
"Biar ketawa aja, nggak penting banget, gitu lho. Memang sekjen tidak boleh melucu? Politik jangan terlalu tegang lah,” kata Deddy.
Baca Juga: Dino Patti Djalal Puji Prabowo soal Resolusi Konflik Rusia-Ukraina
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.