JAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit mengajak masyarakat menjaga persatuan, terutama jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Pesan tersebut disampaikan dalam orasi kebangsaan di puncak acara Dies Natalis ke-65 Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) di Kampus Universitas Atmajaya, Jakarta, Minggu (28/5/2023) malam.
Orasi Panglima TNI berjudul Menjunjung Martabat Kemanusiaan dan Kesetaraan dalam Perspektif Pertahanan dan Keamanan serta Situasi Kondisi Kekinian dan Pemikiran ke Depan itu dibacakan oleh Asisten Territorial TNI Mayor Jenderal Mochamad Syafei Kasno.
“Salah satu tugas kita sebagai anak bangsa adalah menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta keutuhan berbangsa dan bernegara,” ujar Yudo.
Yudo mengingatkan agar bangsa Indonesia tak mudah terpancing dan terprovokasi dengan isu-isu yang menyesatkan.
“Sejarah membuktikan bahwa bangsa kita yang besar tidak pernah takut dengan ancaman bangsa lain. Yang kita takuti justru musuh dari dalam negeri, yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan,” ujar Mayjen Syafei mewakili Panglima TNI.
Baca Juga: Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Tegaskan 4 Pegawai BTS di Papua Tidak Disandera oleh KKB
Senada, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui orasinya, yang dibacakan oleh Kepala Divisi Hukum Polri Inspektur Jenderal Viktor Theodorus Sihombing, juga mengingatkan tentang persatuan bangsa, terutama menjelang Pemilu 2024.
Kapolri menyebut, polarisasi dampak Pemilu 2019 diprediksi masih akan terjadi pada Pemilu 2024. Hal itu akibat dari perbedaan pandangan dan pilihan yang mengarah kepada sentimen-sentimen terhadap kelompok tertentu.
“Jadi, kalau kita lihat di medsos, kita masih dapat merasakan dampak dari pada pemilu-pemilu sebelumnya adanya polarisasi ini. Kita bisa membayangkan kalau kita tidak menyiapkan diri, tidak menyiapkan kualitas dengan baik. Bagaimana proses kita nanti memilih pemimpin kita dengan situasi dampak pemilu yang sebelumnya itu,” kata Viktor mewakili Kapolri.
Dia berharap, dalam proses pemilihan pimpinan nanti, pemilihan digelar berdasarkan konteks pada ide-ide kemajuan bangsa.
“Kita tidak mengharapkan lagi memilih para pemimpin kita dengan memberikan hal-hal yang negatif,” katanya.
Baca Juga: Hasil Pertemuan Elite PDIP dan PPP, Puan Ungkap Kesepakatan Menangkan Ganjar dan Pileg 2024
Selain orasi Kapolri dan Panglima TNI, puncak acara Dies Natalis ke-65 ISKA itu juga menghadirkan Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto yang membawakan orasi berjudul Kompetisi Hegemoni, Pancasila, dan Indonesia 2045.
Andi mengatakan, Pancasila bisa menjadi benteng bagi Indonesia dalam menghadapi pertarungan global.
“Cara kami di Lemhannas, ini sedang sedang dikaji, kami membawa sila-sila Pancasila menjadi ukuran kuantitatif yang ada indeksnya secara global, sehingga kami tahu posisi Indonesia itu seperti apa,” kata Andi.
Ia menerangkan, penerapan sila pertama masih yang terburuk di antara lima sila dalam Pancasila apabila disandingkan dengan indeks geopolitik global.
Pasalnya, kata dia, di situ ada indeks tentang kebebasan beragama yang masih di bawah rata-rata global.
“Di situ juga ada indeks tentang kebencian sosial karena faktor identitas agama yang di bawah rata-rata global,” jelas Andi.
Seluruh perayaan Dies Natalis ke-65 ISKA, diawali misa konselebrasi yang dipimpin Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Bunjamin Subianto OSC. Tiga pastor pendamping Ketua KWI dalam misa konselebrasi adalah Dr Antonius Widyarsono SJ, Dr Andreas Atawolo OFM, dan RD Stevanus Harry Yudanto.
Uskup Antonius, dari altar misa konselebrasi, berpesan agar ISKA hendaknya menghormati serta mewujudkan martabat kemanusiaan dan kesetaraan dalam dalam karya-karya dan tugas pelayanannya sebagai cendekiawan Katolik.
“Di usia 65, ISKA adalah sebuah kekuatan luarbiasa, menjadi parakletos yang teguh membela Gereja serta berbagai komunitas yang dilanda kesulitan,” ujarnya.
Ketua KWI menambahkan, para sarjana ISKA hendaknya semakin menjadi corong kemanusiaan dan kesetaraan dengan hidup baik, benar, santun dan kudus.
Paduan suara Universitas Nahdlatul Ulama, Jakarta, juga turut memeriahkan Dies Natalis dengan sejumlah lagu-lagu nasional, satu di antaranya ialah Rayuan Pulau Kelapa.
Sejumlah tokoh nasional dari berbagai latar belakang, tokoh masyarakat, pemimpin ormas berbasis religi, cendekiawan, dan akademisi hadir pada puncak acara Dies Natalis ke-65 ISKA.
Setidaknya ada lebih dari 300 tamu dan undangan memenuhi acara yang berlangsung selama hampir tiga jam di lantai 15 Gedung Yustinus Universitas Atma Jaya, di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, pada Minggu (28/5/2023) malam.
Salah satu rangkaian acara ulang tahun ISKA adalah kegiatan focus group discussion (FGD) atau diskusi terpumpun Semarak Dies Natalis Ke-65 ISKA dengan tema Menjunjung Kemanusiaan dan Kesetaraan.
FGD selama 18 –22 Mei 2023 ini dilaksanakan di Medan, Sumatera Utara, Semarang, Jawa Tengah, dan Ruteng, Flores.
Ketua Panitia Dies Natalis ISKA ke-65 sekaligus Presidium Maritim, Energi dan Infrastuktur ISKA, Ir PL Hasudungan Siboro MM, menggarisbawahi pentingnya rangkaian FGD di Indonesia bagian barat, timur, dan tengah itu.
“Pemikiran serta pertukaran ide para cendekiawan, akademisi, professional, mau pun perwakilan berbagai elemen publik dalam serial FDG ini, kiranya menjadi kontribusi nyata ISKA bagi Indonesia maju,” ujar Hasudungan yang banyak terlibat dalam gerakan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.