Lebih lanjut, Jokowi menegaskan bahwa cawe-cawe yang dimaksudnya tentu masih dalam koridor aturan.
Dalam hal ini, Jokowi menginginkan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur, dan adil, tanpa meninggalkan polarisasi atau konflik sosial di masyarakat.
Kemudian, pemimpin nasional ke depan juga diharapkan dapat mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis seperti pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), hilirisasi, transisi energi bersih, dan lainnya.
Selain itu, Jokowi juga mengharapkan seluruh peserta pemilu dapat berkompetisi secara free dan fair. Karenanya, Presiden akan menjaga netralitas TNI, Polri, dan ASN.
Terakhir, Jokowi ingin pemilih mendapat informasi dan berita yang berkualitas tentang peserta pemilu dan proses pemilu.
Dengan begitu akan memperkuat kemampuan Pemerintah untuk mencegah hoaks atau berita bohong, dampak negatif artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, hingga black campaign melalui media sosial atau online.
Baca Juga: Anies Bandingkan Pembangunan Jalan Era Jokowi, Ini Kata Menteri PUPR
Sementara terkait dengan siapa bakal capres dan cawapres yang dijagokan, Jokowi mengaku hal tersebut urusan partai politik (parpol).
"Kalau urusan siapa capres cawapres itu urusan partai politik. Saya tidak bisa intervensi. Bisa itu calonnya 2, 3, 4, itu urusan parpol," jelasnya.
Jokowi juga menegaskan bahwa pihaknya akan menghormati dan menerima pilihan rakyat serta akan membantu transisi kepemimpinan nasional dengan sebaik-baiknya.
Adapun pada pertemuan tersebut, Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Deputi Bidang Protokoler, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Mahmuddin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.