JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda menilai duet Gubernur Ganjar Pranowo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 saat ini sangat kecil kemungkinannya untuk terwujud.
Dia pun menyebut ada dua variabel yang mendukung peryataan tersebut. Pertama Ganjar dan Prabowo figur bakal calon presiden (capres) yang memiliki elektabilitas kuat di berbagai survei, sehingga memiliki peluang yang sama untuk memenangkan Pemilu 2024.
Hal ini menurutnya, membuat Ganjar maupun Prabowo dinilai enggan mengalah untuk menjadi calon wakil presiden (Cawapres).
"Saya ingin mengatakan, sekarang Prabowo dan Ganjar memiliki elektabilitas yang kompetitif, sepanjang kompetitif sulit keduanya ada yang mengalah menjadi cawapres. Artinya keduanya sementara ini akan menjadi capres (calon presiden)," kata Hanta dalam Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (24/6/2023).
Variabel kedua adalah elektabilitas bakal capres lainnya yakni Anies Baswedan. Hanta mengatakan saat ini elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta ini masih dapat dibilang stagnan.
"Kedua lawannya, Anies stagnan di angka itu. Sepanjang itu yang terjadi peluangnya kecil," ujarnya.
Sehingga kata dia, kemungkinan terbukanya duet Ganjar-Prabowo akan terbuka jika ada dua variabel tersebut yang berubah.
"Tapi kalau ada dua variabel yang berubah, saya melihat ada potensi yang berubah," tegasnya.
"Misalnya dalam satu dua atau bulan ke depan, ada satu (antara Ganjar atau Prabowo) elektabilitasnya menjulang, angkanya 50 persen, dan yang satu turun 20 persen ada kemungkinan (gabung)."
"Kedua Anies tiba-tiba sangat tinggi kuat, naik ini juga menjadi faktor mempertimbangkan mereka bersatu."
Baca Juga: Soal Elektabilitas Prabowo Naik, Tim Pemenangan Nilai Imbas Kinerja sebagai Menhan
Namun selama dua variabel tersebut belum berubah, Hanta menilai kemungkinan Ganjar-Prabowo bersatu masih kecil kemungkinannya.
"Bukan tidak mungkin, tapi dua variabel kecil kemungkinan," ucapnya.
Seperti diketahui, Ganjar merupakan bakal capres yang resmi diusung PDI-Perjuangan atau PDIP dan mendapat PPP.
Sementara Prabowo bakal capres yang diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIRR) yang terdiri dari Partai Gerindra dan PKB.
Dan Anies Baswedan merupakan bakal capres yang diusung koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang digawangi Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS.
Terbaru dalam survei Litbang Kompas Mei 2023, elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyalip bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo.
Dikutip dari Kompas.id, Rabu (24/5/2023), potensi keterpilihan Menteri Pertahanan itu mencapai 24,5 persen, Ganjar 22,8 persen, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 13,6 persen.
Suara untuk Prabowo meningkat signifikan, yaitu 6,4 persen, dari sebelumnya 18,1 persen pada Januari 2023 dan menjadikan elektabilitasnya berada di posisi teratas.
Posisi ini sempat diraihnya, tetapi sejak Oktober 2022 hingga Januari 2023 direbut oleh Ganjar.
Sementara Ganjar mengalami penurunan 2,5 persen dari survei Januari 2023 sebesar 25,3 persen, kini elektabilitas Ganjar berada di posisi kedua.
Sementara perolehan suara Anies nyaris tak berubah dari sebelumnya sebesar 13,1 persen, hanya naik 0,5 persen.
Baca Juga: 14,5 Persen Responden Survei Litbang Kompas Pilih Ganjar sebagai Wakil Prabowo
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.