"Sama dengan iparnya yang di Medan, itu si Bobby (Wali Kota Medan Bobby Nasution). Prestasinya hampir tidak jelas gitu lho sebagai Wali Kota Medan. Jadi sungkan orang karena anak presiden, nggak ada yang negur, nggak ada yang menasihati. Ini Gibran juga nggak ada yang menegur, sudah kejadian baru ditegur," sambungnya.
Panda menyebut Gibran sedang mengalami satu dari tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan.
Dia menjelaskan, pada 2013, ia pernah berdiskusi panjang dengan Jokowi sebelum menjadi seorang presiden.
Saat itu, Panda mengatakan ada tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan, dendam kemiskinan, dan dendam kekuasaan.
"Nah sekarang Gibran ini terkejut badannya, 'Wah hebat aku rupanya, orang penting aku,'" terangnya.
Baca Juga: Pertemuan Gibran dan Hasto: Tiba Langsung Salim, Permintaan Maaf, hingga Nasihat Senior
Sebelumnya, Gibran dipanggil DPP PDIP di Jakarta menyusul pertemuannya dengan Prabowo dan relawan Jokowi-Gibran di Solo, Jumat pekan lalu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pihaknya telah memberikan nasihat-nasihat kepada Gibran.
"Sudah diberikan nasihat-nasihat. Kami ini kan partai gotong royong, partai musyawarah, di situ berbeda," jelas Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).
"Tadi, Pak Komar (Komarudin Watubun), memberikan penjelasan, kalau sudah senior partai, kemudian tidak memahami perintah ibu ketua umum, kebijakan partai, itu lain persoalan," imbuhnya.
Ia pun mengingatkan Gibran agar berhati-hati terhadap upaya manuver politik atau dansa politik yang menyesatkan.
Hasto menyebut tokoh politik yang mendatangi Solo itu sedang melakukan dansa politik menyongsong gelaran Pilpres 2024.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.