JAKARTA, KOMPAS.TV - Bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, membeberkan perbedaan negara yang memeras dan inklusif saat berpidato dalam acara Milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Ia menjelaskan, kegagalan atau kemunduran suatu bangsa ditentukan oleh institusi politik dan ekonomi. Ketika institusi politik dan ekonomi bersifat ekstraktif atau memeras atau menyingkirkan semua, negara akan mengalami kemunduran.
Sebaliknya, jika inklusif, kata dia, suatu negara bisa berkembang.
Anies mengatakan negara yang memeras atau menyingkirkan, cenderung mengonsolidasikan kewenangan pada suatu kelompok, kekuasaan tidak disebar dan dibagikan kepada semua.
Kemudian, lanjut dia, memberikan partisipasi yang terbatas dan terkendali serta meminggirkan mereka yang memiliki pikiran politik yang berbeda.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyebut negara yang memeras atau menyingkirkan sering tidak mengindahkan etika, melakukan tebang pilih dalam menerapkan peraturan yang dibuat untuk menguntungkan mereka yang berada di lingkar kekuasaan.
“Mudah-mudahan tanda-tanda di negeri ini tidak ada di negeri kita, ada yang merasakan? Jangan sampai ada,” ucap Anies.
Baca Juga: PKS Sebut Penentuan Bakal Cawapres Anies Setelah Adanya Sekber Koalisi
Dari segi ekonomi, kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, negara yang ekstraktif cenderung membatasi ekonomi dan sumber daya hanya untuk sebagian kalangan.
Anies menegaskan hal ini harus dihindari dan penyalahgunaan seperti ini harus diawasi.
Sementara negara yang inklusif, sambungnya, melayani semua kalangan, saling mengawasi dan menyeimbangkan tanpa konflik kepentingan.
Selain itu, kata dia, tidak ada market player yang sekaligus bertindak sebagai regulator atau pembuat peraturan.
“Kalau pedagang ya pedagang saja. Jangan pedagang sekaligus pembuat aturan. Apalagi membuat aturan terkait perdagangan. Tidak rangkap jabatan, apalagi rangkap jabatan yang bertumpuk-tumpuk,” kata Anies.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.