Padahal hingga saat ini tidak ada partai yang mendukung dirinya sebagai capres atau cawapres.
"Kalau bicara nyapres apakah saya bisa nyapres tanpa dukungan partai, paling enggak ada juga," ujar Erick.
"Jadi saya tipe orang yang fokus bekerja, itulah kunci keberhasilan saya," sambungnya.
Erick menambahkan saat ditunjuk menjadi Menteri BUMN, dirinya tidak mencari popularitas. Publik mengapresiasi kinerjanya saat memecat Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara terkait kasus penyelundupan motor Harley Davidson melalui pesawat Garuda.
Baca Juga: Blakblakan Erick Thohir Bongkar Strategi Timnas Indonesia Bisa Menang Lawan Thailand
Langkah bersih-bersih juga dilanjutkan dengan mendorong kasus Jiwasraya dan Asabri yang sudah bermasalah sejak 2006.
Hal serupa juga dilakukan saat Presiden Jokowi memberi tugas untuk dirinya membereskan dunia sepak bola.
Kemunculan nama Erick di berbagai survei terkait cawapres potensial juga dinilainya sebagai apresiasi publik. Bukan karena ia mendaftarkan diri atau menyatakan ingin menjadi cawapres.
"Saya belum terpikirkan (cawapres) yang penting buat saya hari ini fokus. Kembali kalau ditantang soal BUMN sudah ada hasilnya. PSSI belum masih banyak PR, SEA Games sebuah anugerah tapi PR-nya masih banyak," ujar Erick.
Baca Juga: Erick Thohir Buka Suara soal Kerap Masuk dalam Survei Bakal Cawapres di Pemilu 2024
"Saya tidak mau seakan-akan saya di olahraga ini politik, saya keberatan penilaian itu. Karena di dunia olahraga dari tahun 1999 dari basket, dari Persija, dari Persib. Terus ada pikiran karena Persija juara jadi gubernur DKI, enggak. Persib juara mau jadi gubernur, enggak. Kenapa karena saya cinta olahraga," sambung Erick.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.