JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak PT Bank Syariah Indonesia, Tbk atau BSI mengeklaim telah mengatasi gangguan sistem layanan dengan berkoordinasi dengan sejumlah pihak.
BSI juga mengimbau nasabah untuk menjaga keamanan akun dengan tidak memberikan nomor PIN maupun password kepada orang lain, termasuk pegawai BSI.
Hal itu disampaikan oleh Corporate Secretary BSI Gunawan A. Hartoyo melalui keterangan tertulis yang diterima KOMPAS.TV, Selasa (16/5/2023).
"Kendala sudah selesai dipulihkan, dan nasabah dapat kembali melakukan transaksi keuangan dan pembayaran yang dibutuhkan," jelasnya.
Ia menerangkan, BSI melakukan investigasi internal dan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Termasuk dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI).
Usai mendapatkan informasi tentang serangan siber, kata Gunawan, BSI terus melakukan pengecekan dan menindaklanjuti keseluruhan sistem, serta melakukan mitigasi jangka panjang.
Baca Juga: Wapres Maruf Amin Minta BSI dan Bank Lain Benahi Sistem Teknologi: supaya Siap Hadapi Pembajakan
“Mengenai isu serangan, BSI berharap masyarakat tidak mudah percaya atas informasi yang berkembang dan selalu melakukan pengecekan ulang atas informasi yang beredar," ujarnya.
Gunawan pun mengingatkan seluruh nasabah untuk tidak memberikan PIN, OTP maupun password kepada siapa pun termasuk pegawai BSI.
Sejumlah langkah keamanan juga dilakukan BSI untuk mengatasi gangguan yang muncul serta mencegah kejadian serupa terulang.
"Kami juga melakukan asesmen terhadap serangan, melakukan pemulihan, audit, dan mitigasi agar gangguan serupa tidak terulang,” kata Gunawan.
Baca Juga: Data Bank Syariah Indonesia Diduga Bocor, Pakar Imbau Nasabah Ganti Password dan Pin ATM
Ia pun berharap, nasabah BSI tetap tenang karena pihaknya telah memastikan keamanan data dan dana nasabah, serta keamanan dalam bertransaksi.
“Dapat kami sampaikan bahwa kami memastikan data dan dana nasabah aman, serta aman dalam bertransaksi," ujarnya.
Adapun bagi nasabah yang ingin memperoleh informasi lebih lanjut dapat menghubungi Bank Syariah Indonesia Call 14040.
“Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang terjadi selama proses normalisasi layanan BSI yang terjadi pekan lalu,” tuturnya.
Baca Juga: 15 Juta Data Bank Syariah Indonesia Diduga Diretas, Direktur Utama: Perlu Pembuktian
Gangguan layanan BSI sejak Senin (8/5/2023) lalu membuat nasabah atau pengguna layanan BSI tidak dapat melakukan transaksi apapun, baik melalui mobile banking maupun teller bank.
Sebelumnya, Sabtu (13/5) kelompok peretas ransomware “LockBit” mengklaim bertanggung jawab atas gangguan layanan sistem BSI.
Mereka mengaku telah mencuri 1,5 terabita data BSI yang berisi 15 juta data pengguna layanan, termasuk di antaranya nama, alamat, informasi dokumen, nomor kartu, nomor telepon, dan transaksi nasabah.
Data lain yang juga diklaim dicuri ialah dokumen keuangan, dokumen hukum, hingga kata sandi (password) untuk semua layanan internal dan eksternal yang digunakan di bank.
Baca Juga: Tenggat 72 Jam Berakhir, LockBit Klaim Publikasikan Data Pegawai hingga Data Operasional BSI
Pagi ini, Selasa (16/5/2023) platform intelijen dan investigasi dark web Fusion Intelligence Center melalui Twitter @darktracer_int, mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan sejumlah basis data yang diduga milik BSI, di antaranya data operasional bank, data bisnis, data beberapa pejabat, data karyawan, dan berbagai dokumen internal.
"Periode negosiasi telah berakhir, dan kelompok ransomware LockBit akhirnya telah membuat semua data BSI yang telah mereka 'sandera' bocor ke publik di dark web," tulis akun @darktracer_int, Selasa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.