"Kenapa Nasdem tidak diundang, saya rasa Pak Surya Paloh sebagai ketua umum Nasdem itu secara personal pernah diundang Pak Jokowi juga pada Januari 2023 lalu," ujar Jaleswari.
"Tapi pertemuan ini kan tidak bisa dibaca hanya satu kali pertemuan yang tidak melibatkan Pak Surya Paloh," sambung Jaleswari.
Baca Juga: [FULL] Surya Paloh: “Salah Nasdem Apa?” | Ni Luh
Lebih lanjut Jaleswari menilai jika dikaitkan dengan konteks tahun politik saat ini, sangat wajar juga Presiden Jokowi mengumpulkan pimpinan partai untuk membicarakan komitmen agar program dan kebijakan yang sudah dibuat bersama bisa dilanjutkan.
Pemimpin partai yang diundang oleh Presiden Jokowi pun sepakat untuk melanjutkan pembangunan, program dan kebijakan di pemerintahan selanjutnya.
"Sedangkan Pak Surya Paloh itu mengusung visi yang sedikit berbeda yakni perubahan," ujar Jaleswari.
Sebelumnya Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak terlalu jauh mencampuri urusan capres, cawapres dan koalisi jelang Pilpres 2024.
Baca Juga: Saat Presiden Disebut Tak Netral, Ngabalin: Jokowi Bukan Ketum Parpol Seperti SBY
JK, sapaan Jusuf Kalla, menilai jika pertemuan di Istana Merdeka dan yang dibahas adalah soal pembangunan dan kemajuan negara, bukan ihwal politik dan koalisi Pilpres 2024, seharunya Partai Nasdem ikut diundang karena bagian dari koalisi pemerintah.
Sebaliknya jika pertemuan di Istana Merdeka membicarakan di luar hal tersebut maka sejatinya Presiden Jokowi mengikuti langkah Megawati Soekarnoputri hingga SBY yang tidak terlalu jauh melibatkan diri dalam urusan politik.
Apalagi mengingat Jokowi telah memasuki babak akhir pemerintahnya.
"Menurut saya, presiden itu seharusnya seperti Bu Mega dulu, SBY, begitu akan berakhir maka tidak terlalu melibatkan diri dalam suka atau tidak suka, dalam perpolitikan itu. Supaya lebih demokratis lah," ujar JK di kediamannya, Sabtu (6/5/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.