"Itu masa gelap demokrasi, jangan kembali ke situ. Jadi saya katakan hanya meminta, mengimbau agar ikut Bu Mega," sambung JK.
JK menambahkan dalam pengalamannya sebagai pendamping Presiden Jokowi di Pemilu 2014, dirinya merasakan betul Presiden SBY di akhir pemerintahan tidak campur tangan terkait capres-cawapres, koalisi partai hingga pemilihan presiden.
Kala itu JK yang menjadi cawapres Jokowi betul-betul bebas tidak mendapat intervensi dari pihak Istana.
Baca Juga: PKS Sebut Masukan JK untuk Jokowi Hal Bagus, PDIP: Menepuk Air di Dulang Tepercik Muka Sendiri
"Kalau di atas berpihak, di bawah juga berpihak. Itu bisa terjadi, justru itu sebelum terjadi saya menyatakan, jangan. Demokrasi kita akan mengalami kesulitan, jadi saya kembali lagi memberi contoh," ujar JK.
Adapun wanti-wanti JK ini terkait dengan pertemuan para ketua umum partai politik di lingkaran pemerintah Jokowi-Amin yang sebelumnya diundang ke Istana Merdeka.
JK menilai jika pertemuan di Istana Merdeka dan yang dibahas adalah soal pembangunan dan kemajuan negara, bukan ihwal politik dan koalisi Pilpres 2024, seharusnya Partai Nasdem ikut diundang karena bagian dari koalisi pemerintah.
Sebaliknya jika pertemuan di Istana Merdeka membicarakan di luar hal tersebut maka sejatinya Presiden Jokowi mengikuti langkah Megawati Soekarnoputri hingga SBY yang tidak terlalu jauh melibatkan diri dalam urusan politik.
Baca Juga: [FULL] Surya Paloh: “Salah Nasdem Apa?” | Ni Luh
Apalagi mengingat Jokowi telah memasuki babak akhir pemerintahnya.
"Menurut saya, presiden itu seharusnya seperti Bu Mega dulu, SBY, begitu akan berakhir maka tidak terlalu melibatkan diri dalam suka atau tidak suka, dalam perpolitikan itu. Supaya lebih demokratis lah," ujar JK di kediamannya, Sabtu (6/5/2023).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.