Kompas TV nasional politik

Survei SMRC: Head to Head dengan Prabowo, Elektabilitas Ganjar Hanya Unggul 0,3 Persen

Kompas.tv - 8 Mei 2023, 07:40 WIB
survei-smrc-head-to-head-dengan-prabowo-elektabilitas-ganjar-hanya-unggul-0-3-persen
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kiri), Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (tengah) dan Presiden Joko Widodo berjalan di tengah sawah dalam kunjungan kerja mereka ke Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). (Sumber: Humas Pemprov Jateng via ANTARA)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam survei terbaru yang dirilis Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Minggu (7/5/2023), elektabilitas Ganjar Pranowo hanya unggul 0,3 persen dari Prabowo Subianto.

Sementara dalam simulasi tiga nama calon presiden (capres), Ganjar dan Prabowo unggul cukup signifikan hingga 12-13 persen dari Anies Baswedan.

Dalam survei yang bertajuk 'Kecenderungan Elektabilitas Anies, Ganjar, dan Prabowo pada Pemilih Kritis’ yang dipresentasikan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV, Ganjar mendapatkan dukungan 42,2 persen dan Prabowo Subianto 41,9 persen. 

Hasil tersebut mengindikasikan bahwa dukungan pada kedua capres tersebut sangat seimbang dalam survei pemilih kritis terakhir SMRC, yaitu 2-5 Mei 2023.

Dalam presentasinya, Deni menyebut suara Ganjar dan Prabowo ini sangat ketat dan tidak berbeda secara signifikan.

Sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul di antara keduanya.

Deni memaparkan, dalam simulasi head to head ini, Prabowo terlihat cenderung unggul atas Ganjar pada bulan Maret sampai April 2023. 

Baca Juga: Ganjar, Prabowo, dan Anies Incar Bacawapres, Siapa yang akan Dipilih oleh Mereka?

Akan tetapi saat memasuki bulan Mei, pasca deklarasi Ganjar oleh PDIP, Ganjar perlahan mengimbangi elektabilitas Prabowo. 

Bahkan, dalam simulasi di antara yang mengenal keduanya, Ganjar juga telah menyalip Prabowo.

Deni menambahkan bahwa dukungan pada capres ini diperkirakan masih akan dinamis. Hal tersebut dikarenakan sejauh ini masih ada perbedaan tingkat pengenalan publik terhadap calon.

Untuk saat ini, Prabowo sudah dikenal oleh 94 persen atau hampir semua pemilh, sedangkan Ganjar baru dikenal 85 persen.

“Pada hari-H, dapat diasumsikan bahwa hampir semua pemilih akan tahu kedua tokoh tersebut,” ucapnya.

Sementara pada kelompok pemilih yang sudah tahu kedua tokoh, Ganjar menjadi unggul atas Prabowo. 

Ganjar mendapatkan dukungan 46,4 persen suara berbanding 38,8 persen milik Prabowo dan masih ada 14,8 persen yang belum memberikan jawaban.

Baca Juga: Gibran Bantah Jadi Cawapres Prabowo, Begini Katanya...

Deni menjelaskan, “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik karena mereka memiliki telepon atau cellphone sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik. 

Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan. 

Mereka juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya. Secara nasional, total pemilih kritis ini diperkirakan berjumlah 80%.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).

RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. 

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening

Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. 

Baca Juga: Soal Capres PAN, Waketum: Kecenderungannya Prabowo dan Ganjar, tapi Ada Juga Pendukung Anies


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x