"Saya mendorong agar Kemenhub melakukan audit tidak hanya di Bandara Kualanamu, tapi juga di semua bandara tentang fasilitas-fasilitas publiknya, tentang keamanan," kata Alvin.
Ia menduga ada masalah teknis dan nonteknis yang menyebabkan peristiwa fatal tersebut terjadi.
Ia pun mempertanyakan perawatan lift tersebut maupun masalah-masalah teknis lain yang menyebabkan korban terjatuh.
Baca Juga: Pengamat Kebijakan Publik: Anggaran Terbatas, Perawatan Lift di Bandara Kualanamu Sebisanya
Berdasarkan pengamatannya, selama tiga tahun pandemi Covid-19, biaya perawatan fasilitas-fasilitas bandara sangat minim.
"Beberapa fasilitas lift dan eskalator itu juga ketika rusak diperbaiki sebisanya, karena anggarannya terbatas," ujarnya.
Ia menduga, keterbatasan anggaran untuk perawatan fasilitas bandara menyebabkan lift di Bandara Kualanamu tidak dalam kondisi prima.
Selain itu, ia juga menduga ada masalah sistem pengawasan di Bandara Kualanamu. Sebab, meski ada CCTV, jenazah korban Aisiah baru ditemukan tiga hari setelah dilaporkan hilang, yakni pada 27 April 2024, ketika jenazahnya sudah mulai membusuk.
"Apa yang terjadi di Kualanamu sudah menunjukkan adanya celah keamanan di sana, bagaimana sesuatu yang terjadi di dalam lift dan sebenarnya terekam di CCTV namun terlewatkan oleh petugas keamanan," terangnya.
"Di sini bukan alatnya saja, yang saya khawatirkan adalah kompetensi petugasnya," imbuhnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.