"Untuk mencegah eskalasi konflik," ujar Atnike.
Seperti diketahui, situasi di Papua saat ini semakin memanas buntut dari aksi yang dilakukan KKB yang menyerang TNI saat berupaya menyelematkan pilot Susi Air.
Akibat serangan itu, Seorang anggota TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna dilaporkan gugur.
Baca Juga: Dukung Panglima TNI Tingkatkan Status Siaga Tempur di Papua, Bamsoet Minta Pasukan Ditambah
Kapuspen TNI, Laksamana Muda (Laksda) Julius Widjojono, mengatakan hingga saat ini baru satu prajurit Yonif 321/GT yang dilaporkan gugur saat melaksanakan tugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Julius mengungkapkan, seorang prajurit TNI yang dilaporkan gugur itu bernama Pratu Miftahul Arifin atau biasa dikenal Pratu Arifin.
“Hanya satu orang atas nama Pratu Arifin (Pratu Miftahul Arifin). Informasi yang lain belum kami dapatkan karena kesulitan untuk mencapai lokasi akibat cuaca tidak menentu," ujar Julius.
Ia mengatakan, Pratu Arifin gugur pada Sabtu (15/4) pukul 16.30 WIT. Adapun kronologinya berawal ketika Pratu Arifin bersama dengan rombongan Satgas Yonif R 321/GT sedang mencoba menyisir wilayah Mugi, Kabupaten Nduga.
Menurut Julius, para prajurit TNI tersebut berencana untuk mendekati posisi Pilot Susi Air Phillip Mehrtens yang disandera oleh KKB.
Baca Juga: Panglima TNI Yudo Margono Tegaskan Siaga Tempur Hadapi KKB Papua: Kalau Humanis, Habis Kita
Namun, tak lama kemudian, terjadi serangan dari KKB kepada para prajurit TNI tersebut. Akibat serangan itu, Pratu Arifin terjatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter.
Anggota TNI yang lain tak tinggal diam melihat Pratu Arifin terperosok jurang. Mereka mencoba menolongnya. Namun, di saat yang sama kembali terjadi serangan.
"Ketika mencoba untuk menolong, tetapi mendapatkan serangan ulang. Kondisi lainnya masih dalam tahap pendalaman," ucap dia.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.