JAKARTA, KOMPAS.TV - Hasil survei terbaru dari Research and Consulting (SMRC) dengan simulasi pilihan terbuka, elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai capres kembali ke angka 16,5 persen dari sebelumnya turun ke angka 13 persen.
Kenaikan kembali elektabilitas Gubernur Jawa Tengah setelah meredanya polemik penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Hal ini terekam dalam survei Saiful Mujani SMRC periode 11-14 April 2023 yang dipublikasikan pada Sabtu (15/4/2023).
Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan, dinamika elektabilitas Ganjar tidak terlepas dari isu Piala Dunia U-20.
Dikutip dari Kompas.id, survei dilakukan melalui wawancara via telepon terhadap 1.216 responden yang termasuk kelompok pemilih kritis karena memiliki tingkat pendidikan tinggi dan akses terhadap informasi secara luas.
Dalam simulasi pilihan terbuka, Ganjar mendapatkan dukungan dari 16,5 persen responden atau naik dibandingkan survei serupa seminggu sebelumnya.
Pada awal April, elektabilitas Ganjar berada pada angka 13 persen atau merosot dari 16,4 persen pada akhir Maret.
Berdasarkan survei telepon yang dilakukan rutin setiap pekan sejak 2020, elektabilitas Ganjar pada pekan pertama April menurun seiring dengan pengumuman FIFA yang membatalkan posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Baca Juga: Jokowi Lempar Senyuman dan Tertawa Kecil saat Ditanya Semobil dengan Ganjar Pranowo
”Penolakan terhadap tim nasional Israel yang mengakibatkan dibatalkannya Piala Dunia U-20 di Indonesia adalah pernyataan yang tidak populer, harus diakui bahwa publik punya aspirasi berbeda. Publik lebih menginginkan Piala Dunia U-20 dilaksanakan walaupun ada keikutsertaan Israel atau apa pun. Faktanya, kan, kemudian dibatalkan oleh FIFA di akhir Maret, lalu di awal April (elektabilitas) Ganjar mengalami penurunan,” kata Deni dikutip dari Kompas.id.
Menurutnya, penurunan elektabilitas Ganjar memberikan insentif elektoral kepada Menteri Pertahanan yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Hal itu terlihat dari kenaikan elektabilitas Prabowo dari 16,2 persen pada akhir Maret menjadi 18,3 persen pada awal April.
Namun, ketika elektabilitas Ganjar kembali menguat pada pekan kedua April, dukungan terhadap Prabowo pun kembali menurun menjadi 16,3 persen.
Penurunan elektabilitas Ganjar tidak berpengaruh pada tokoh potensial capres lain, yakni Anies Baswedan. Sejak akhir Maret hingga awal April, elektabilitasnya stabil di angka 10,7 persen, kemudian menurun menjadi 9,8 persen pada pekan kedua April.
Menurut Deni, sejumlah data itu menunjukkan, meski sempat tergerus karena sikapnya dan PDI-P terhadap penyelenggaraan Piala Dunia U-20, penurunan elektabilitas Ganjar tidak terjadi terus-menerus.
Hanya sepekan setelah ramai kekecewaan publik di media sosial lantaran batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, dukungan terhadap Ganjar kembali naik.
Hal itu dipengaruhi sejumlah langkah, salah satunya tampil di kanal podcast untuk menyampaikan argumentasi atas sikapnya. Selain daya jangkau kanal yang luas, penjelasan Ganjar juga dinilai bisa dipahami oleh sebagian masyarakat yang sebelumnya kecewa.
”Setelah itu Ganjar juga melakukan mitigasi terhadap merosotnya popularitas dia. Di antaranya melalui pendekatan dengan para pemain tim nasional Indonesia U-20, membuka komunikasi, mencari jalan keluar. Saya kira itu punya dampak signifikan dalam mengembalikan trust publik kepada Ganjar,” ujar Deni.
Menanggapi hasil survei SMRC, Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P Arif Wibowo, Minggu (16/4/2023), mengatakan, survei sejumlah lembaga merupakan salah satu pertimbangan bagi Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dalam menentukan figur yang layak untuk menjadi capres yang akan diusung pada Pilpres 2024.
Menurut Arif, hasil survei bukan satu-satunya yang dipertimbangkan. Megawati tentu akan berkomunikasi dengan banyak pihak untuk menyerap aspirasi dari berbagai kalangan sebelum membuat keputusan.
Mengenai peluang bagi Ganjar mendapatkan tiket sebagai capres setelah menunjukkan sikap yang sejalan dengan PDI-P ihwal Piala Dunia U-20, menurut Arif, itu merupakan kewenangan Megawati untuk menilainya.
Sebab, keputusan penentuan capres PDI-P adalah hak prerogatif Megawati. Yang jelas, mengacu pidato Megawati pada peringatan Hari Ulang Tahun Ke-50 PDI-P di Jakarta, Januari lalu, Presiden ke-5 RI itu telah membuat kebijakan politik untuk mengusung kader PDI-P sebagai capres 2024.
”Kebijakan politik itu saya kira kompatibel dengan aspirasi keluarga besar PDI-P,” kata Arif.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Sambut Pemudik Ramadan 2023 di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.