JAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada akan potensi cuaca ekstrem akibat siklon tropis Herman.
BMKG mendeteksi kemunculan siklon tropis Herman di Samudera Hindia sebelah selatan Banten, Jawa Barat, yang berpotensi memengaruhi cuaca di beberapa wilayah di Indonesia.
Siklon tropis Herman merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.
Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 derajat Celcius.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Baca Juga: BMKG: Siklon Tropis Herman Melemah, Warga Diminta Tetap Waspada Cuaca Buruk!
Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta, menyampaikan siklon tropis Herman terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Banten.
Siklon tersebut berada di sekitar 14,4 lintang selatan dan 103,0 bujur timur dengan kecepatan angin maksimum 55 knot dan tekanan udara minimum sebesar 987 milibar (mb).
"Diperkirakan intensitas siklon tropis Herman menurun dalam 24 jam ke depan dan bergerak ke arah timur-tenggara menjauhi Indonesia," kata Guswanto, Kamis (30/3/2023), dikutip dari Antara.
Ia mengemukakan, dampak tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia dalam 24 jam ke depan adalah hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat.
Ia menambahkan, angin kencang mencapai 25 knot berpotensi terjadi di wilayah pesisir barat Bengkulu, pesisir barat dan selatan Lampung, pesisir barat dan selatan Banten, dan pesisir selatan Jawa Barat.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang di DIY akibat siklon tropis Herman
Warjono mengatakan siklon tropis itu diprediksi aktif hingga 4 April 2023. Hal ini menyebabkan kondisi cuaca yang cukup ekstrem di wilayah Jawa dan Yogyakarta.
Baca Juga: Siklon Freddy Tewaskan Ratusan Orang di Malawi-Mozambik, Mengamuk Bumi sejak Awal Februari
Mengacu pantauan BMKG pada Jumat (31/3), Warjono mengatakan posisi siklon tropis itu masih berada di Samudera Hindia di sisi selatan Jawa Tengah dan Yogyakarta serta diprediksi bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan 5 knot.
Pergerakan siklon tersebut akan memunculkan cuaca ekstrem seperti yang telah terjadi di wilayah DIY beberapa hari terakhir.
"Bisa berupa hujan lebat disertai angin bahkan ada potensi hujan es," kata dia.
Warjono menuturkan pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi membawa dampak cuaca ekstrem biasanya akan mulai terbentuk di sebelah barat Gunung Merapi, di wilayah Salaman, Kabupaten Magelang atau wilayah Turi, Sleman.
Apabila telah berwarna gelap, awan konvektif yang terlihat menjulang tinggi atau biasa disebut awan tower itu berpotensi bergerak ke arah Kota Yogyakarta, yakni melalui wilayah Kulon Progo atau dari Sleman bergerak ke timur menuju Kota Yogyakarta, berlanjut ke Bantul dan Gunungkidul.
Kendati hujan yang akan terjadi memiliki durasi singkat, katanya, wilayah yang dilalui awan tersebut akan terdampak angin bersifat merusak.
Selain itu, angin puting beliung juga berpotensi terjadi khususnya di wilayah Bantul karena memiliki daerah yang datar.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.