Diberitakan sebelumnya, dokter Mawartih ditemukan tewas di dalam rumah dinasnya di Kabupaten Nabire, Papua, Kamis (9/3) lalu.
Namun, kematian dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire itu dinilai tidak wajar karena ditemukan tewas dalam keadaan mulut mengeluarkan busa, selain itu terdapat sejumlah luka lebam dan patah tulang di tubuh korban.
Adapun pelaku berisinial KW, yang merupakan cleaning service di tempat dokter spesialis paru itu mengabdi yakni RSUD Nabire.
Penangkapan KW berdasarkan hasil pemeriksaan dengan metode scientific crime investigation oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri.
Puslabfor memeriksa sampel air liur yang ditemukan di dada korban. Penyidik kemudian menemukan kecocokan data air liur di dada korban dengan air liur KW.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyebut dari hasil pemeriksaan, terungkap motif pembunuhan dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire tersebut.
Menurut penjelasannya, KW mengaku motif pembunuhan didasari rasa sakit hati.
"Dari keterangan pelaku bahwa motif, karena sakit hati karena ada pemotongan hasil Upah Insentif Covid-19 milik pelaku pada tahun 2020,” kata Fakhiri dalam keterangannya, Rabu (29/3).
Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Dokter Paru di Nabire Ditangkap, Motif Sakit Hati Insentif Covid-19 Dipotong
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.