Kata Gibran, perwakilan FIFA dan PSSI sudah melakukan inspeksi Stadion Manahan pada Sabtu (25/3/2023). Lalu, pada pekan depan mulai didatangkan mesin penjahit rumput.
"Persiapannya (Solo) matang," kata Gibran. "Minggu depan sudah mulai mendatangkan mesin penjahit rumput. Solo sangat siap. Kemarin Sabtu sudah diinspeksi. Sudah sangat siap."
Gibran mempertanyakan alasan baru memprotes penyelenggaraan even tersebut, dan protes semestinya disampaikan sejak dahulu. Jika sejak awal tidak menginginkan menjadi tuan rumah, Gibran menganggap sebenarnya juga tidak menjadi persoalan.
"Satu aja. Nak dipermasalahke haruse protese kawet dekben-dekben, ngopo lagi sak iki?” kata dia. “Nak ora pengin dadi tuan rumah, rasah dadi tuan rumah.”
Baca Juga: Kata Menag Yaqut Cholil soal Isu Penolakan Israel di Piala Dunia U20
Seperti diketahui, Piala Dunia U-20 2023 rencananya akan digelar di Indonesia pada 20 Mei-11 Juni 2023. Namun, ajang itu tengah dilanda polemik.
Polemik terkait penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 muncul karena terjadi banyak penolakan terhadap salah satu peserta, yakni Israel.
Kondisi itu membuat FIFA memutuskan untuk membatalkan proses undian atau drawing Piala Dunia U-20 2023 yang semula direncanakan bergulir di Gedung Ksirarnawa, Bali, pada Jumat (31/3/2023).
Menurut keterangan PSSI, alasan FIFA membatalkan rangkaian proses drawing Piala Dunia U-20 2023 diduga kuat berkaitan dengan penolakan dari Gubernur Bali I Wayan Koster terhadap kehadiran Israel.
Baca Juga: Polemik Israel di Piala Dunia U20, Erick Thohir akan Dengarkan Pandangan FIFA Terlebih Dahulu
I Wayan Koster menyebut penentangan itu muncul karena kebijakan politik Israel terhadap Palestina yang tidak sesuai dengan kebijakan politik Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.