JAKARTA, KOMPAS.TV – Kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berada di angka 73,1 persen.
Angka tersebut diketahui dari hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada Februari dan Maret 2023.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkap alasan kepuasan publik terhadap Jokowi.
“Masyarakat cenderung masih puas dengan kinerja presiden Jokowi, yaitu 73,1 persen. Ada 73 persen yang puas, ada 26 persen kurang lebih yang tidak puas,” jelasnya saat merilis hasil survei, Minggu (26/3/2023).
Responden yang mengaku tidak puas pada survei yang dilakukan pada Maret, menyebut variabel kebutuhan pokok yang meningkat menjadi penyebab ketidakpuasan.
Baca Juga: Survei Indikator: Prabowo Ungguli Anies dalam Simulasi Dua Nama Capres
“Meskipun mereka yang tidak puas 26 persen tadi, itu yang menganggap ketidakpuasan karena kebutuhan pokok itu agak sedikit turun dibanding bulan Februari.”
Sementara responden yang menjawab puas, pada umumnya menyebut kepuasan atas pemberian bantuan pemerintah untuk rakyat kecil, dan pembangunan infrastruktur.
Sementara pada pertanyaan survei tentang kondisi penanganan korupsi, sebagian besar responden menilai pemberantasan korupsi saat ini cenderung lebih baik.
Pada survei yang digelar Maret 2023, sebanyak 36,1 responden menilai upaya pemberantasan korupsi sudah baik.
Sebanyak 2,1 persen menilai sangat baik, sementara 30,4 persen menilai sedang, 22,5 persen menilai buruk, 3,7 persen menilai sangat buruk.
Sedangkan yang mengaku tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 5,1 persen.
“Secara umum, meskipun yang mengatakan buruk relatif masih banyak, tetapi netnya positif, lebih banyak yang mengatakan bahwa pemberantasan korupsi sekarang lebih baik, relatif lebih banyak daripada yang menyebut buruk.”
“Jadi bisa dilanjutkan bersih-bersihnya, termasuk pembersihan aparat pajak yang nakal,” kata Burhanuddin.
Survei tersebut dilakukan pada 9-16 Februari dan 12-18 Maret 2023 yang melibatkan warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih, yaitu mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, sebagai responden.
Survei Februari menggunakan 1.200 sampel dengan margin of error plus minus 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
“Pertama adalah survei yang lebih lengkap, yaitu bulan Februari, tanggal 9-16 di lapangan, jumlah sampelnya 1.200. Margin of error 2,9 persen plus minus dengan derajat kepercayaan 95 persen,” terang Burhanuddin.
Baca Juga: Survei Indikator: Elektabilitas NasDem Melejit, Efek Deklarasi Anies sebagai Capres
Adapun survei Maret menggunakan 800 sampel dengan margin of error plus minus 3,5 persen.
“Kemudian survei yang fresh from the oven, baru selesai betul, di lapangan tanggal 12 sampai 18 Maret 2023, dengan jumlah sampel 800, dari hampir semua provinsi di Indonesia, dengan margin of error plus minus 3,5 persen,” urainya.
Proses pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling.
Kedua survei menggunakan metode tatap muka oleh pewawancara yang sudah dilatih, dan menerapkan quality control dengan cara mendatangi ulang responden yang sudah diwawancarai.
Secara umum, survei itu membahas dinamika elektoral capres pilihan publik, termasuk efek dukungan (endorsement) Jokowi kepada beberapa calon presiden, kemudian signifikansi cawapres di mata publik.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.