JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menyebut posisi calon wakil presiden (cawapres) akan menjadi penentu pemenang Pilpres 2024.
Menurut survei Indo Barometer, kata dia, tiga nama calon presiden (capres) teratas yaitu Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto, memiliki kekuatan yang relatif sama.
"Kami membuat proyeksi hasil Pemilu 2024 berdasarkan hasil survei kami. Angkanya itu, Ganjar 36 persen, Prabowo 33 persen, Anies 30 persen. Semuanya kepala tiga," kata Qodari dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (23/3/2023).
"Jadi ibaratnya pemilih 100 persen itu dibagi rata. Sementara syarat untuk pemenangan presiden, suara harus di atas 50 persen."
"Jadi untuk memenangkan posisi satu, posisi dua, di putaran pertama, maupun memenangkan pilpres di putaran kedua - saya yakin pilpres dua putaran - itu posisi wakil presiden sangat menentukan," jelasnya.
Bahkan Qodari juga menyebut 2024 adalah "pemilunya" wakil presiden karena kunci untuk memenangi pilpres ada di posisi cawapres.
"Bahkan saya mau mengatakan begini, 2024 ini akan unik karena akan menjadi pemilunya wakil presiden karena saking ketatnya calon-calon presiden yang sudah ada. Maka dari itu, kuncinya ada di wakil presiden," ucapnya.
Dalam survei yang dilakukan Indo Barometer, calon wakil presiden yang memiliki elektabilitas paling tinggi adalah Erick Thohir dengan 22,9 persen, disusul Khofifah Indar Parawarsa 15,8 persen.
Baca Juga: Sufmi Dasco Ungkap Mekanisme Pemilihan Cawapres untuk Prabowo Subianto
Lalu ada nama Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, di angka 6,7 persen serta nama Ketua DPR RI Puan Maharani 6,3 persen.
Qodari menjelaskan, Erick mempunyai elektabilitas tertinggi karena kinerjanya sebagai Menteri BUMN yang dinilai bagus oleh masyarakat.
"Kalau yang kelihatan langsung dari hasil survei adalah penilaian kepada Pak Erick sebagai salah satu menteri terbaik atau memiliki kinerja yang baik di kabinet Pak Jokowi hari ini, di bawah Pak Prabowo," terang Qodari.
"Walaupun menurut saya, Pak Erick ini sudah berproses di dalam ranah publik. Ketika misalnya menjadi Ketua Panitia Asian Games yang sukses secara prestasi dan penyelenggaraan."
"Kemudian umum mengenal Erick Thohir sebagai pemilik Inter Milan misalnya. Kemudian dia bagian dari Nahdlatul Ulama, bagian dari Ansor, bahkan kemarin menjadi Ketua Panitia dari 100 Tahun Nahdlatul Ulama."
"Tetapi saya melihat memang poin pokoknya, kalau kita bicara calon presiden/calon wakil presiden ya, memang itu jabatan-jabatan publik."
"Jadi yang menjadi tolok ukur masyarakat, kalau berbicara soal calon presiden/calon wakil presiden, itu terutama adalah di jabatan pemerintahan," tuturnya.
Dalam survei Indo Barometer, tidak ada nama-nama lain yang sebelumnya sempat muncul sebagai cawapres seperti Ridwan Kamil atau Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca Juga: Bawaslu Ingatkan ASN Hati-Hati Berfoto dengan Caleg, Capres dan Cawapres, Bisa Kena Sanksi
Qodari mengatakan, hal itu dikarenakan survei yang dilakukan pihaknya melihat dari kacamata capres yang akan memilih cawapres.
"Misalnya Pak Prabowo, partainya Gerindra koalisi dengan PKB. Otomatis Pak Muhaimin menjadi calon. Tetapi menurut saya, Pak Muhaimin dipertimbangkan untuk tidak (maju). Karena kalau Pak Muhaimin, seharusnya sudah deklarasi dari kemarin."
"Pak Prabowo ini kan kelihatannya mau menggarap suara Jawa Timur dan Nahdlatul Ulama. Dan karena itulah kemudian, dia sering kelihatan dengan Khofifah."
"Pada hari ini, saya melihat, Khofifah itu calon yang lebih dipertimbangkan oleh Prabowo," tuturnya.
Qodari juga melihat adanya kedekatan antara Ganjar dan Erick sehingga sangat mungkin keduanya menjadi pasangan.
Sedangkan untuk Anies, Qodari menyebut mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih bimbang untuk memilih antara AHY dari Demokrat dan Ahmad Heryawan dari PKS, sebagai cawapres. Anies, kata dia, takut akan ditinggalkan oleh salah satu partai apabila memilih sosok dari pihak satunya.
"Kalau begini, biasanya akan muncul nama ketiga. Dan itu yang dipilih. Maka muncul nama Chairul Tanjung yang dekat dengan Pak SBY dan juga dekat dengan PKS," tuturnya.
Baca Juga: Sempat Tanya soal Capres-Cawapres, Sekjen PDIP: Ibu Mega Selalu Mengatakan 'Sabar'
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.