Muhidin lanjut berkisah tentang awal mula dia menjajakan jasa membaca doa dan tahlil di TPU Jakarta.
Kala itu, dia diajak oleh tetangganya ke Jakarta untuk bekerja.
“Kirain kerja apa, ternyata tahunya dia di sini (jadi pembaca doa),” ungkap Muhidin.
Pekerjaan utama dari pembaca doa dan tahlil adalah membaca surat Yasin dilanjutkan dengan tahlil untuk mendoakan keluarga peziarah yang sudah meninggal dunia.
Muhidin mengaku mendapatkan bekal ilmu agama dari pondok pesantren di kampungnya saat sekolah.
Soal bayaran, Muhidin menerima bayaran seikhlasnya dari peziarah.
Menurutnya, pendapatan selama dua minggu di TPU Karet Bivak cukup untuk biaya makan dan ongkos pulang ke kampung.
"Berapa aja saya terima yang penting ikhlas. Ada yang Rp15 ribu, Rp20 ribu, ada juga Rp50 ribu pokoknya saya terima aja," ujarnya.
Baca Juga: Jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang Mulai Laksanakan Puasa Ramadan Hari Ini
Apabila tak ada musim ziarah, Muhidin bekerja sebagai tukang urut di kampungnya.
Besok, Rabu (22/3/2023), adalah hari terakhirnya di TPU.
Dia berharap, banyak peziarah yang datang karena bertepatan dengan hari libur nasional.
Sumber : Tribun Jakarta
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.