JAKARTA, KOMPAS.TV – Direktur Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Bareskrim Polri Brigjen Krisno Halomoan Siregar menyebut terjadi peningkatan peredaran narkoba jenis kokain di Indonesia pada tahun 2022.
Hal itu disampaikan Krisno saat merilis pengungkapan kasus peredaran narkoba jenis sabu sebanyak 50 kilogram di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Menurutnya, pengungkapan kasus peredaran kokain pada tahun 2020 dan 2021 sebanyak nol kasus atau tidak ada kasus.
Namun, pada 2022, terjadi peningkatan yang signifikan, yakni mencapai 50 kilogram lebih.
“Untuk kokain terjadi peningkatan signifikan terkait dengan penemuan dari rekan-rekan kami dari Polda Kepri, di Kepulauan Anambas sana, Polres Anambas, waktu itu terjadi dua kali penemuan di laut, itu 55,05 kilogram,” urainya, dipantau dari tayangan Breaking News Kompas TV.
Baca Juga: Siasat Teddy Minahasa dalam Kasus Narkoba Dibongkar Ayah Dody Prawiranegara!
Jumlah itu, kata dia, di luar kokain yang ditemukan oleh masyarakat dan diserahkan kepada pihak TNI AL di Banten.
“Belum lagi yang ditemukan oleh masyarakat diserahkan ke TNI AL di Banten, itu ada 179.”
Saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak berwenang New South Wales, Australia.
“Kami bertemu dengan penyidiknya, karena terdapat packaging yang sama, yakni gambar Menara Eiffel. Jadi, bagi kami, meskipun Indonesia bukan tujuan kokain, adanya anomali peningkatan signifikan ini jadi pertanyaan besar,” imbuh Krisno.
“Apakah Indonesia terjadi perubahan, menjadi tempat penyalahgunaan, nah ini akan menjadi perhatian kami.”
Sebab, lanjut dia, dari waktu ke waktu, berdasarkan data yang dimiliki oleh pihaknya, penyitaan kokain terbanyak adalah di bandara Bali, sekitar 4 sampai 5 kilogram per tahun.
“Tapi, tahun 2022, itu 55,05 kilogram. Ini belum sampai ke tangan penerima.”
Dalam konferensi pers tersebut, ia juga merinci jumlah pengungkapan barang bukti narkoba jenis lain untuk periode 2020 hingga 2022.
Krisno mengatakan, untuk sabu, jumlah barang bukti pada tahun 2020 yang diungkap oleh direktorat sebanyak 631,2 kilogram. Pada 2021, sebanyak 1.748,7 kilogram.
“Tahun 2022 memang terjadi penurunan, karena kita nggak ada nangkap yang sampai ton-tonan, itu 785,7 kilogram. Lalu 2023, yang tadi lima pengungkapan, itu 462 kilogram. Itu untuk sabu saja,” ucapnya.
Sementara untuk narkoba jenis ganja, Krisno mengatakan, pada tahun 2020, pihaknya mengungkap sebanyak 353,6 kilogram, dan pada tahun 2021 sebanyak 808,4 kilogram.
“Tahun 2022 karena kita banyak operasi ladang ganja, peningkatannya sangat signifikan, 23 ribu atau 23 ton 332,7 kilogram.”
Baca Juga: Ahli Bantah Dody soal Tak Berniat Tukar Sabu dengan Tawas: Kejahatan Terkait Narkoba Itu Terencana
“Ekstasi, tahun 2020 (sebanyak) 94.667 butir, tahun 2021 terjadi peningkatan sangat signifikan yakni 325.798 butir. Tahun 2022 terjadi penurunan lagi, 120.871 butir,” jelasnya.
Sedangkan untuk pengungkapan tembakau gorila, kata Krisno, pada tahun 2020 direktorat mengungkap sebanyak 11,4 kilogram.
“Tahun 2021 terjadi penurunan 3,9 kilogram, tahun 2022 sangat sedikit yaitu 0,035 kilogram.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.