Sementara kecantikan terkadang bisa membawa kesenangan, Hedone juga terkait dengan aspek kehidupan lainnya.
Namun, para penulis kuno memperjelas bahwa Hedone bukan hanya dewi seksual.
Segala jenis kesenangan dapat dikaitkan dengan namanya, meskipun kesenangan seksual adalah jenis yang paling umum disebabkan oleh pengaruhnya.
Namun filsuf Yunani Aristoteles tidak sependapat dengan yang menyatakan bahwa Hedone akan selalu memberi dampak negatif pada manusia. Baginya, ada jenis hedone yang selaras dengan nalar, kebajikan, dan hukum kodrat. Sebab bagaimanapun, bahwa beberapa orang menemukan kesenangan dari hal-hal yang negatif secara moral dan sosial.
Di era Romawi kuno, ada sebagian masyarakat, terutama kelas atas, yang memang sengaja mengabdi pada kesenangan.
Mereka menganut ajaran Stoicisme. Mereka percaya bahwa pengejaran kesenangan yang diketahui oleh kelas penguasa merusak stabilitas dan ketertiban masyarakat secara keseluruhan.
Namun di era sekarang gaya hidup bermewah-mewah dan dipamerkan itu, justru berpotensi korupsi.
Hal itu disampaikan Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM), Zaenur Rohman, dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Jumat (3/3) lalu.
"Gaya hidup penyelenggara negara itu tidak boleh hedonis karena melanggar kode etik dan itu bisa menjadi faktor pendorong korupsi," kata Zaenur.
Baca Juga: Viral Diduga Istri Jenderal Polisi Bergaya Hidup Mewah, Polri Ingatkan Tak Hedon hingga Ancam Sanksi
Penting juga mengingat ujaran Aristoteles bahwa bahwa beberapa bentuk kesenangan pada akhirnya dapat menyebabkan rasa sakit.
Dan memang terbukti, sebagian kini harus berurusan dengan aparat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.