JAKARTA, KOMPAS.TV- Anwar Usman terpilih kembali menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) lewat proses pemilihan tiga babak, Rabu (15/3/2023).
Proses pemilihan diikuti oleh sembilan hakim MK. Dua putaran pertama berlangsung seri, Anwar berbagi angka dengan anggota MK lainnya Arief Hidayat, dengan skor imbang 4-4. Baru pada putaran ketiga Anwar unggul.
"Yang Mulia Hakim Konstitusi Anwar Usman terpilih sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi masa jabatan 2023-2028," kata Anwar saat memimpin rapat di Gedung MK, Jakarta, Rabu (15/3/2023), diikuti ketukan palu tanda pengesahan.
Adik ipar Presiden Joko Widodo ini memimpin MK periode kedua untuk lima tahun ke depan, 2023-2028.
Baca Juga: Anwar Usman Terpilih Jadi Ketua MK Periode 2023-2028
Dilihat dari situs MK, sepak terjang lelaki kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), 31 Desember 1956 ini sebenarnya lebih dekat dengan pendidikan agama ketimbang hakim.
Dia lulusan Sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di kota tersebut. Karena itu, kariernya pun dimulai dari guru honorer di Jakarta.
Dia baru berkecimpung di dunia hukum setelah melanjutkan studi S1 di Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta (UNJ) dan lulus pada 1984, yang kemudian diikuti dengan lulusnya tes calon hakim.
Gelar S2 Anwar raih dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) IBLAM Jakarta tahun 2001. Sedangkan gelar S3 ia dapatkan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2010.
Berkecimpungnya Anwar pada soal hakim, baginya adalah soal takdir.
“Menjadi hakim sebenarnya bukanlah cita-cita saya. Namun, ketika Allah menginginkan, di mana pun saya dipercaya atau diamanahkan dalam suatu jabatan apa pun, bagi saya itu menjadi lahan untuk beribadah," kata suami dari Idayati, yang tak bukan adik kandung Presiden Jokowi ini.
Bahkan sejak masih kuliah, lelaki brewok ini lebih senang di dunia akting. Dia ikut dalam kegiatan teater di bawah asuhan Ismail Soebarjo. Selain sibuk dalam kegiatan perkuliahan dan mengajar, Anwar tercatat sebagai anggota Sanggar Aksara.
Dunia akting ternyata memberi keasyikan baginya. Tak heran bila dia sempat beradu akting dalam sebuah film yang dibintangi oleh Nungki Kusumastuti, Frans Tumbuan dan Rini S. Bono besutan sutradara ternama Ismail Soebarjo pada 1980.
“Saya hanya mendapat peran kecil, namun menjadi suatu kebanggaan bisa menjadi anak buah sutradara sehebat Bapak Ismail Soebarjo, apalagi film yang berjudul “Perempuan dalam Pasungan” menjadi Film Terbaik dan mendapat Piala Citra,” kenang Anwar Usman.
Baca Juga: Pemilihan Ketua MK akan Segera Digelar, Anwar Usman dan Arief Hidayat Kandidat Terkuat Jadi Sorotan
Ditambah sederet nama seperti Nungki Kusumastuti, Frans Tumbuan, Rini S Bono yang merupakan para pemain film besar di tanah air.
"Perempuan dalam Pasungan" adalah film pertama yang diikuti Anwar.
Berkisah tentang seorang gadis bernama Fitria, yang berasal dari keluarga berada namun pemalu dan pendiam dalam pergaulan.
Fitria yang intovert kemudian memendam rasa suka pada seorang perjaka bernama Andi. Kisah ini berakhir tragis sehingga Fitria terganggu mentalnya. Orang tuanya memasungnya karena menganggapnya sudah gila.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.