Ia pun mengatakan rentetan awan panas yang terjadi Sabtu disebabkan oleh longsoran kubah lava barat daya.
Hingga pukul 15.00 WIB kemarin, tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak maksimal kurang lebih 4 km ke arah barat daya, yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.
“Pada saat kejadian, angin di sekitar Merapi bertiup ke arah barat laut-utara,” katanya.
“Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang,” tambahnya.
Agus mengungkapkan aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi.
Baca Juga: Pasca Erupsi Merapi, Warga Mulai Bersihkan Sisa-sisa Abu Vulkanik di Rumah dan Jalan Desa
Pada pekan ini guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah barat daya, yakni hulu Kali Boyong, Kali Bebeng, dan Kali Sat/Putih dengan jarak luncur mencapai 1.200 meter.
Suara guguran masih terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang.
Menurut Agus, Badan Geologi melalui PVMBG-BBPTKG telah menetapkan aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak 5 November 2020.
Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusigf pada 4 Januari 2021, yang ditandai dengan aktivitas pertumbuhan kubah lava, guguran dan awan panas guguran.
Sumber : Tribunnews
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.