Melansir Kontan.co.id, dalam publikasi Global Tank Storage, Depo Pertamina Plumpang dinilai sebagai terminal BBM paling penting di Indonesia. Pasalnya, Depo Pertamina Plumpang menyuplai sekitar 20% kebutuhan BBM harian di Indonesia atau sekitar 25% dari total kebutuhan harian SPBU Pertamina.
Sebelum kebakaran yang terjadi pada Jumat (3/3) malam, insiden serupa ternyata pernah terjadi di Depo Pertamina Plumpang pada 2009 silam.
Kebakaran yang terjadi pada Minggu, 18 Januari 2009 atau 14 tahun silam disebabkan oleh faktor human error.
Susno Duaji yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menyampaikan bahwa api penyebab kebakaran berasal dari gesekan antara slot ukur dan alat pengambil sampel BBM.
Percikan api lalu menyambar BBM dan kelalaian ini menyulut kebakaran hebat.
Kala itu, Susno menyebut tim gabungan belum memastikan asal muasal alat pengambil sampel BBM yang berada di dalam tangki nomoe 24 yang terbakar. Pihak polisi juga melakukan pengusutan soal penyebab alat pengambil sampel BBM itu ditemukan di TKP.
Baca Juga: 579 Warga Mengungsi akibat Kebakaran Depo Pertamina Plumpang
Ada kemungkinan, alat pengambil sampel BBM terjatuh ke dalam tangki ketika dipakai atau lupa dibawa oleh petugas.
"Gesekan bisa jadi saat ada pengambilan sampel, tapi bisa juga sebab lain. Masih banyak kemungkinan kenapa ada gesekan," kata Susno Duaji saat itu.
Kebakaran Depo Pertamina Plumpang 2009 itu juga menyita perhatian Wakil Presiden kala itu, Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla mengatakan insiden tersebut merupakan peringatan kepada Pertamina untuk tetap menjaga standar keamanan dan keselamatan.
"Sekiranya aparat pemadam kebakaran tidak baik menjalankan tugasnya, ini sudah menjadi bencana seperti yang terjadi di Cilacap Jawa Tengah, yakni terbakarnya sejumlah kilang yang memerlukan waktu empat hari untuk memadamkannya," ujar JK, dikutip dari Kompas.com.
Sumber : Kompas TV/Kontan/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.