Perubahan elektabilitas juga terjadi pada Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Demokrat turun 5,3 persen sehingga elektabilitasnya 8,7 persen.
Sebaliknya, Golkar naik 1,1 persen, membuat elektabilitasnya menjadi 9 persen.
Perubahan elektabilitas ini otomatis membuat Golkar menggeser posisi Demokrat.
Di papan tengah terdapat Partai Nasdem dengan elektabilitas 7,3 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan 6,1 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan 4,8 persen.
Selain tujuh partai di atas, ada satu parpol nonparlemen yang elektabilitasnya melampaui ambang batas parlemen 4 persen, yakni Partai Perindo dengan tingkat keterpilihan di angka 4,1 persen.
Adapun parpol nonparlemen yang tak mencapai parliamentary threshold sebesar 4 persen adalah Partai Hanura, Partai Bulan Bintang, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang tingkat keterpilihannya berada di angka 0,5 persen.
Meski begitu, masih ada 16,8 persen responden yang menjawab tidak tahu atau rahasia saat ditanya soal partai politik pilihannya.
Survei Litbang Kompas dilakukan melalui wawancara tatap muka dan diselenggarakan Litbang Kompas pada 25 Januari hingga 4 Februari 2023.
Sebanyak 1.202 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Baca Juga: Survei Litbang Kompas: PKS Partai Politik yang Paling Aktif di Media Sosial, Mencapai 57,1 Persen
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian ± 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Meskipun demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.