Kompas TV nasional rumah pemilu

Hasil Studi SMRC Ungkap Kader yang Diusung PDI-P dalam PIlpres Bisa Kalah jika Tidak Berkoalisi

Kompas.tv - 11 Februari 2023, 12:51 WIB
hasil-studi-smrc-ungkap-kader-yang-diusung-pdi-p-dalam-pilpres-bisa-kalah-jika-tidak-berkoalisi
Ilustrasi kandidat capres PDIP: Ganjar Pranowo dan Puan Maharani. Studi SMRC menyebut kader yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pemilihan Presiden 2024 bisa kalah jika tidak berkoalisi dengan parpol lain. (Sumber: Istimewa/KOMPAS.com)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kader yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 bisa kalah jika tidak berkoalisi dengan partai politik lain.

Hal itu merupakan hasil studi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), terkait pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) PDI-P tanpa berkoalisi dengan partai lain.

"Tanpa koalisi, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kemungkinan besar bisa kalah dalam pemilihan presiden," kata Saiful Mujani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu (11/2/2023).

Saiful menuturkan, dalam studi yang dilakukan SMRC, pihaknya melakukan simulasi dengan asumsi ada empat pasangan dalam pemilihan presiden.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Dianggap Miskin Gagasan, FX Rudy: Dia Justru Punya Etika

Pasangan pertama adalah Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar. Sebelumnya diberitakan bahwa pasangan ini digadang-gadang maju bersama oleh Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pasangan selanjutnya adalah Anies Baswedan bersama  Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ketiga, Ganjar Pranowo berpasangan dengan Puan.

Sedangkan pasangan keempat adalah Airlangga Hartarto yang saat ini belum memiliki bakal cawapres, dan disimulasikan berpassangan dengan Erick Thohir.

Berdasarkan hasil survei SMRC pada Desember 2022, pasangan Ganjar-Puan berada di urutan ketiga, di bawah pasangan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY. Pasangan Ganjar-Puanmemperoleh suara 21,6 persen.

"Suara pasangan ini (Ganjar-Puan) berada di bawah Prabowo-Muhaimin 29,7 persen dan Anies-AHY 28,8 persen. Sementara pasangan Airlangga-Erick 4,9 persen dan yang belum menjawab 15 persen," tutur Saiful.

Saat ini, kader PDI-P yang namanya kerap disebut-sebut maju sebagai calon presiden atau wakil presiden dari parpol tersebut adalah Puan Maharani dan Ganjar Pranowo, yang survei elektabilitasnya cukup meyakinkan dibanding tokoh lain.


 

Saiful menambahkan, secara umum, Ganjar cukup kompetitif jika dipasangkan dengan calon selain Puan Maharani.

Namun, saat simulasi berpasangan dengan Puan, posisi Ganjar di bawah dua nama yang selama ini kompetitif dengannya, yaitu Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Bahkan, hasil studi tersebut juga menemukan bahwa selisih antara pasangan Prabowo-Muhaimin dan Anies-AHY dengan Ganjar-Puan cukup signifikan.

Oleh sebab itu, lanjut Saiful, jika ini terjadi, Anies dan Prabowo yang akan masuk dan bertarung di putaran kedua Pilpres 2024.

"PDI-P ditinggalkan bahkan ketika Ganjar ditaruh di nomor satu," sebutnya.

Saiful menegaskan, PDI-P akan tersingkir jika tidak berkoalisi dengan partai lain dan tidak mengajak tokoh lain, bahkan jika Ganjar diposisikan sebagai calon presiden sekali pun.

Jika simulasi itu dibalik, yakni Puan menjadi capres dan Ganjar wakilnya, hasilnya tidaak berbeda, pasangan ini tetap berada di nomor tiga, di bawah Prabowo-Muhaimin yang mendapatkan suara 35,4 persen, dan Anies-AHY dengan suara 31,2 persen.

Puan-Ganjar 9,8 persen, Airlangga-Erick 6 persen, dan masih ada 17,7 persen yang belum menjawab.

“(Jika formulasi Puan-Ganjar), yang masuk putaran kedua adalah Prabowo dan Anies,” tegas Saiful.

Berkoalisi dengan parpol lain, lanjut Saiful, merupakan sebuah kebutuhan politik yang tak bisa dihindarkan oleh PDIP.

Pemilih, menurut dia, kenyataannya lebih melihat koalisi antar-partai memiliki nilai yang penting. Koalisi bisa dibangun dengan tokoh siapa pun atau dengan partai mana pun.

Baca Juga: Kata Ganjar Pranowo Usai Relawan GP Mania Resmi Bubar: Tidak Apa-apa!

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta tersebut pun menambahkan, jika PDI-P mengusung kader sendiri tanpa berkoalisi, maka kemungkinan besar suara hanya akan datang dari kader atau pendukung PDI-P.

Padahal, dalam pelbagai survei, suara PDI-P hanya sekitar 20 persen, yang dinilai tidak mungkin mengantarkan calon lolos ke putaran kedua.

“Pesan dari pemilih secara umum adalah bahwa PDI-P tidak bisa sendiri untuk memenangkan pilpres. Pengalaman selama ini memang demikian, harus dengan cara koalisi,” pungkasnya.




Sumber : Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x