"Sangat. Memang dia tadinya kan merasa sendirian, maksudnya dia kan orang kecil, pangkat paling rendah, datang dari keluarga yang tidak dikenal, kemudian berhadapan dengan satu orang besar di sebuah institusi yang besar pula," lanjut Liza.
"Awalnya dia menyangka bahwa dia akan sendirian. Tapi ketika gelombang dukungan terus datang, Icad perlahan-lahan mulai bangkit."
"Nah, ketika kemarin terakhir dukungan dari amicus curiae turun juga, jadi dia semakin yakin, bukan hanya masyarakat umum saja, tapi juga orang-orang yang diasumsikan memiliki pendidikan tinggi, posisi tinggi, ternyata memperhatikan selama berbulan-bulan ini, dan pada akhirnya turut memberikan dukungan luar biasa kepada Icad."
Sementara mengenai sekuat apa kondisi mental Eliezer jelang menghadapi vonis, Liza yakin bahwa Icad punya kemampuan tersebut.
Dengan kekuatan dari sisi agama serta dukungan keluarga, Liza mengatakan, Eliezer sudah tahu apa yang bakal dia lakukan ke depan usai menerima vonis dari majelis hakim.
"Karakteristik yang membantu Icad untuk bangkit adalah dia punya jiwa spiritual yang tinggi. Jadi dia percaya, apa pun yang terjadi, itu sudah tulisan cerita Tuhan yang sempurna buat dia," ujarnya.
"Jadi dia punya kekuatan dari sisi agamanya, dia punya kekuatan dari keluarga. Selain itu, Icad punya ketangguhan untuk memetakan."
"Icad memang kadang-kadang down dan syok, tapi dia kemudian bounce back-nya cepat dan langsung tertata ke depannya seperti apa," pungkas Liza.
Baca Juga: Sidang Penentuan Nasib Digelar 15 Februari, Akankah Eliezer Mendapatkan Vonis yang Adil?
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.