"Enam orang ini adalah mereka yang sudah kami upayakan untuk rujuk ke rumah sakit setempat, namun rumah sakit juga sudah overload, tidak mungkin lagi memberikan perawatan, sehingga kami putuskan untuk evakuasi dan dirawat di Ankara nantinya," ujar Iqbal.
Tiga dari enam orang yang luka-luka itu mengalami patah tulang, satu di antaranya bahkan patah tulang punggung. Untuk korban patah tulang punggung, Iqbal mengaku telah menyiapkan satu ambulans untuk evakuasi.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa ada lima WNI yang tidak bisa dihubungi hingga hari ini.
Baca Juga: Update Gempa Turki: 5 WNI Hilang Kontak, Termasuk Seorang Ibu dengan 2 Anak
Lima WNI itu terdiri dari seorang ibu dan dua anak yang tinggal di Antakya, serta dua terapis pekerja spa di Diyarbakir.
"Ada satu ibu dengan dua anak yang sampai sekarang tinggal di Antakya, sampai saat ini belum berhasil dihubungi," kata Iqbal.
"Di daerah Diyarbakir, ada dua pekerja spa terapis yang belum bisa dihubungi," ujarnya.
"Di grup Whatsapp teman-teman pekerja spa terapis di Diyarbakir juga belum bisa memberikan respons," imbuhnya.
Cuaca ekstrem di Turki, kata Iqbal, juga mempersulit proses evakuasi. Pasalnya, beberapa kali muncul badai salju sejak dua minggu terakhir.
"Dalam dua minggu terakhir ini memang terjadi badai salju hingga sulit sekali untuk melakukan pergerakan-pergerakan," terangnya.
Baca Juga: Kisah Upaya Penyelamatan Korban Gempa Turki, Teriakan Pilu Terdengar dari Balik Reruntuhan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.