Muktamar Fikih Peradaban ini merupakan hasil inisiasi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang memandang hingga saat ini, masih terdapat banyak masalah yang muncul dari agama.
Gagasan ini ditulis Gus Yahya dalam buku "Perjuangan Besar Nahdlatul Ulama" (2020: 65) dan menjelaskan alasan digelarnya acara ini.
Dalam buku itu, Gus Yahya menuliskan bagian yang berjudul Mengakui Masalah, Menemukan Solusi.
Menurut dia, jika ingin membangun peradaban yang mulia, NU perlu memberikan solusi terhadap masalah-masalah yang ada.
"Artinya, pertama-tama harus mau tahu bahwa ada masalah dan mau mengakui kalau itu masalah," jelas Gus Yahya.
Ia kemudian menjelaskan beragam masalah yang terjadi di dalam internal Islam, sehingga perlu adanya fikih peradaban.
Ada tujuh hal yang bakal dibahas dalam Muktamar Fikih Peradaban, yakni terkait kedudukan kafir dan nonmuslim, anggapan khilafah sebagai cita-cita politik Islam, hukum syariah, keislaman aktivis ISIS, soal mayat teroris, dinamika Islam moderat, dan pembelaan muslim.
“Kita harus akui sebagai masalah. Kita harus bicara kepada dunia tentang masalah-masalah ini supaya seluruh dunia ikut memikirkan jalan keluarnya,” ucap Gus Yahya dalam buku tersebut.
Maka dari itu, ia mengajak seluruh pihak untuk membicarakan masalah-masalah itu kepada dunia agar kelak mendapatkan solusi demi membangun peradaban yang mulia di masa depan.
Baca Juga: Digandeng PBNU, Garin Nugroho Bakal Abadikan Satu Abad NU Lewat Film Dokumenter
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.