JAKARTA, KOMPAS.TV - Muhammad Hasya Attalah Syaputra (18), mahasiswa Universitas Indonesia atau UI disebut sempat terkapar selama 30 menit sebelum akhirnya tewas karena ditabrak.
Adalah pensiunan Polri bernama Eko Setia Budi Wahono pengemudi mobil yang disebut sebagai pelaku yang menabrak korban pada 6 Oktober 2022 lalu.
Baca Juga: Pesan Kapolda Metro Jaya soal Mahasiswa UI Ditabrak Pensiunan Polisi: Latih Kemampuan Mengemudi
Adapun keterangan bahwa Hasya sempat terkapar hingga setengah jam itu disampaikan oleh keluarga korban.
Menurut keterangan keluarga, pengemudi mobil tidak segera mengevakuasi Hasya untuk mendapatkan penanganan medis usai menabraknya di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Komisi Kepolisian Nasioanal atau Kompolnas pun menyoroti terkait hal tersebut, dan memberikan saran kepada Polda Metro Jaya yang menangani kasus itu.
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mengatakan merekomendasikan pemberian sanksi hukum kepada orang yang ada di lokasi kejadian, namun tidak memberikan pertolongan pertama kepada Hasya setelah tertabrak.
"Ada beberapa hal yang kami usulkan dan kami sudah sampaikan kepada Dirlantas (Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Usman Latif) untuk ditindaklanjuti," kata Benny melalui keterangan resminya yang dikutip, Rabu (1/2/2023).
Baca Juga: Keluarga Mahasiswa UI yang Jadi Tersangka Usai Tewas Ditabrak Respons Pembentukan TPF: Usut Tuntas
Benny menjelaskan rekomendasi yang disampaikan pihaknya berangkat dari persoalan yanh disuarakan oleh pihak keluarha korban.
"Ini berangkat dari masalah yang disuarakan oleh keluarga, kenapa sih orang yang tidak menolong korban ini, sampai akhirnya meninggal. Kok tidak dikenakan sanksi hukum."
Adapun rekomendasi itu, kata dia, diambil setelah Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya memberikan penjelasan terkait konstruksi kasus yang ada selama 3 jam.
"Kami dari Kompolnas sarankan untuk ada pemeriksaan ahli, kalau orang selama 30 menit dibiarkan dalam kondisi seperti itu, dibanding kalau langsung ditolong dan bawa ke RS, itu gimana," ucap Benny.
"Jadi nanti kaitannya nanti dengan visum kemudian dengan dokter yang meriksa pertama ketika datang korban ini."
Baca Juga: Ayah Mahasiswa UI Ungkap Pensiunan Polri Penabrak Anaknya Tak Minta Maaf
Lebih lanjut, Benny mengaku bisa memahami perasaan keluarga korban Hasya yang malah dijadikan tersangka oleh polisi.
"Namun di satu sisi keputusan yang diambil juga harus berdasarkan aturan yang ada," ujarnya.
Adapun Polda Metro Jaya telah membentuk tim pencari fakta atau TPF untuk mengusut kasus kecelakaan yang menewaskan Hasya tersebut.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan pembentukan TPF itu merupakan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pembentukan TPF dilakukan setelah polisi menetapkan Hasya sebagai tersangka kasus kecelakaan yang melibatkan pensiunan perwira Polri tersebut.
Selain itu, pembentukan TPF juga untuk menindaklanjuti masukan masyarakat terkait keputusan polisi yang dinilai menyalahi aturan atas penetapan Hasya sebagai tersangka.
Baca Juga: Ada Goresan di Mobil, TGPF Dalami Kaitan dengan Kecelakaan Mahasiswa UI dengan Pensiunan Polisi
Fadil mengatakan, tim tersebut nantinya akan menelisik kembali kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara motor berusia 18 tahun itu Eko Setio Budi Wahono, di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/10/2022) malam lalu.
"Kami sudah mendengar masukan dari akademisi maupun teman-teman media, politikus, dan segenap lapisan masyarakat. Tentunya termasuk perintah dan arahan Kapolri,” kata Fadil.
Fadil menjelaskan, TPF yang akan dibentuk pihaknya terdiri atas internal Polri dari jajaran Polda Metro Jaya dan pihak eksternal.
Dari pihak internal Polda Metro Jaya, akan melibatkan Inspektur Pengawas Polda Metro Jaya, Bidang Profesi dan Pengamanan, Bidang Hukum, dan Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Selain itu, kata Fadil, Korps Lalu Lintas Polri juga akan dilibatkan dalam TPF tersebut untuk melakukan investigasi kejahatan secara ilmiah.
Baca Juga: Fakta Mahasiswa UI Tewas Ditabrak Pensiunan Polisi: Korban Malah Jadi Tersangka, Kasusnya Dihentikan
Sedangkan dari pihak eksternal, Fadil akan menggandeng pengawas eksternal kepolisian, pakar keselamatan transportasi, pakar hukum, ahli otomotif, agen tunggal pemegang merek (ATPM), dan wartawan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.