“Jadi orang yang sakit-sakitan, dia menjadi orang yang akhirnya menderita penyakit kronis itu. Ini mulai terjadi sebetulnya tapi di Indonesia karena surveilans, deteksi, laporan kematian kita kan lemah, bahkan cenderung buruk,” ujarnya.
Untuk itu, kondisi tersebut yang harus dicegah dan dibangun kewaspadaan kesadaran ini oleh pemerintah karena kalau tidak, di Indonesia mungkin tidak mengalami gelombang yang serius tapi mengalami penurunan derajat Kesehatan.
Pasalnya, setidaknya sepersepuluh dari penduduk yang pernah terinfeksi Covid-19 akan mengalami long covid.
Di sisi lain, Dicky juga menyadari masih ada perbedaan pengetahuan tentang pentingnya vaksin, terutama Vaksin Covid-19. Mengingat, literasi yang rendah berdampak ke cakupan vaksinasi yang juga rendah.
“Contohnya vaksin serviks untuk mencegah kanker serviks itu saja cakupannya buruk sekali ya karena salah satunya adalah literasi yang rendah,” ujarnya.
Lantas, bagaimana meyakinkan warga agar mau vaksin booster kedua?
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mencari solusi dalam permasalahan kesadaran vaksinasi. Apalagi, permasalahan itu akan berbeda tiap wilayah Indonesia.
“Makanya dalam pendekatan ilmiah ada namanya need assessment atau melakukan pendekatan dengan ottawa charter. Dari situ akan diketahui misalnya kalau dari sisi akses itu ada, terus dari sisi jadwal,” tuturnya.
Kemudahan akses
Dengan kata lain, kemudahan akses menjadi penting untuk mendorong orang mau vaksin booster kedua.
“Kalau ada layanan vaksinasi tapi jauh dari tempat tinggalnya yang artianya aksesnya terbatas, negara harus proaktif, harus door to door atau mendatangi RT atau RW atau memnfaatkan posyandu lansia untuk menjangkau cakupan vaksinasi,” tutur Dicky.
Menjawab literasi yang keliru
Kemudian yang tidak boleh disepelekan adalah pemahaman yang salah atau terpengaruh dengan infodemic dengan teori konspirasi atau hoaks.
“Ini yang harus di-address atau dijawab dengan memberikan penjelasan untuk menjawab apa konsennya, sebut saja misalnya dari bahannya apakah ini halal haram. Itu kita harus dijawab sesuai apa yang menjadi permasalahan atau keingintahuan keraguan seseorang,” ujarnya.
Bisa juga dengan melibatkan peran tokoh masyarakat, tokoh agama, kader kesehatan posyandu lansia sehingga setiap individu itu mendapat jawaban atau mendapatkan akses penjelasan terkait vaksin.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.