"Meskipun solid, namun lamanya keputusan Golkar maupun KIB mengumumkan pasangan capres-cawapres berdampak elektoral pada turunnya elektabilitas. Terlebih lagi elektabilitas Airlangga Hartarto masih tergolong rendah," jelasnya.
Achmad mengatakan, saat ini, mungkin partai politik masih menunggu momentum yang tepat untuk mengumumkan capres dan cawapres dan terpusat pada keputusan PDIP apakah akan memilih Ganjar Pranowo atau Puan Maharani.
"Jika PDIP maju sendirian terbuka kemungkinan maksimal ada empat pasangan calon," ujarnya.
Sementara elektabilitas NasDem sempat anjlok setelah deklarasi pencapresan Anies Baswedan.
Dengan elektabilitas di angka 3,3 persen, NasDem terancam tidak bisa kembali ke Senayan bersama partai-partai lain, yakni PAN (2,2 persen) dan PPP (2,0 persen).
Baca Juga: Delapan Partai Politik Kompak Tolak Sistem Pemilu Proporsional Tertutup
Ketiganya juga terancam oleh partai-partai nonparlemen maupun partai baru, seperti Perindo (1,4 persen) dan Gelora (1,3 persen).
Berikutnya Partai Ummat (0,8 persen), Hanura (0,5 persen), PBB (0,3 persen) dan PKN (0,1 persen).
Sementara Partai Garuda dan Partai Buruh nihil dukungan. Adapun yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab sebesar 24,9 persen.
Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 17 hingga 23 Desember 2022 dengan melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat dan mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Margin of error survei sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.