JAKARTA, KOMPAS.TV - Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo mengaku tidak menyangka tindakan yang dilakukan ajudannya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dapat merusak skenario pembunuhan yang telah dirancangnya.
Diketahui, Ferdy Sambo merancang skenario penyebab kematian Brigadir J karena insiden baku tembak di rumah dinasnya di Komplek Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Emosi saat Susun Skenario Pembunuhan Brigadir J, Ferdy Sambo Mengaku Hanya Pikirkan Nasib Bharada E
Menurut skenario Ferdy Sambo waktu itu, Brigadir J dikatakan tewas setelah terlibat insiden baku tembak dengan ajudannya yang lain, yaitu Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E.
Sementara Ferdy Sambo, masih menurut skenario tersebut, mengaku baru tiba di rumah dinasnya sesaat setelah terjadi baku tembak antara Yosua dan Richard.
Namun, skenario yang dirancang Ferdy Sambo itu berantakan karena kamera pengawas CCTV yang berada di pos satpam dekat rumah dinasnya.
Sebab, CCTV itu ternyata tidak mendukung narasi kebohongan yang dia ciptakan soal baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E.
Baca Juga: Ahli Pidana Nilai Tak Semua Orang di TKP Pembunuhan Brigadir J Melakukan Tindak Pidana
CCTV tersebut diketahui merekam kedatangan Ferdy Sambo ke rumah dinasnya pada Jumat (8/7/2022) sore. Dalam rekaman itu pula, tampak Yosua masih hidup ketika Ferdy Sambo tiba.
"(Padahal), saya mengharapkan ada rekaman terkait dengan peristiwa yang saya harapkan waktu itu bisa mendukung skenario saya," kata Ferdy Sambo saat bersaksi dalam sidang kasus obstruction of justice atau perintangan penyidikan untuk terdakwa Hendra Kurniawan, Agus Nurpatria, dan Arif Rachman Arifin di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Kamis (5/1/2023).
Ferdy Sambo mengaku tidak menyangka rekaman CCTV itu menangkap momen Yosua yang ketika itu sedang berjalan ke arah taman ketika ia sampai di rumah dinasnya.
"Waktu itu saya tidak menyangka bahwa Yosua itu ternyata begitu saya masuk (ke rumah dinas), dia jalan ke taman," ujarnya.
Baca Juga: Terungkap Ada Rak Emas di Rumah Ferdy Sambo, Berisi Minuman Beralkohol Berbagai Merek
Lebih lanjut, menurut pengakuan Ferdy Sambo, dirinya baru mengetahui isi rekaman CCTV tersebut dari laporan anak buahnya beberapa hari setelah peristiwa penembakan.
Mengetahui video tersebut bisa membongkar kebohongannya, Ferdy Sambo lantas memerintahkan bawahannya untuk memusnahkan rekaman CCTV itu.
“Kalau saya tahu dari awal, saya sudah pasti hancurkan sendiri, Yang Mulia,” ujarnya.
Ferdy Sambo juga mengaku tak terpikir untuk mengecek sendiri rekaman CCTV tersebut. Mantan jenderal polisi bintang dua itu juga tak menyangka ternyata rekaman CCTV itu tak sesuai dengan skenario kematian Yosua yang ia ciptakan.
Baca Juga: Dibongkar Provos, Ferdy Sambo Berkali-kali Bilang Pelecehan Seksual di Magelang Hanya Ilusi
Oleh karena itu, Ferdy Sambo merasa tenang ketika memerintahkan anak buahnya mengamankan dan mengecek dokumen CCTV tersebut.
“Makanya pada saat saya perintahkan itu, saya pikir natural saja, cek CCTV, siapa tahu bisa mendukung skenario," kata Sambo.
"Ternyata di tanggal 13 (Juli 2022) ini tidak, ya makanya saya suruh musnahkan itu, Yang Mulia, di situ salah saya.”
Baca Juga: Sambo Ngotot Tak Perintahkan Eliezer Tembak Yosua, Pengamat: Upaya Lolos dari Pembunuhan Berencana
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.