Selama kurang lebih satu tahun tinggal, keluarga Ecky tak pernah menyerahkan dokumen identitas apapun ke pihak RT.
"Kalau menurut saya, dia (Ecky dan keluarganya) belum berstatus warga sini, karena dia belum laporan. Saya juga belum pegang KTP dan KK dia," ujar Suganda.
"Harusnya dia (pelaku) bersilaturahmi di lingkungan, bergaul. Selama ini memang enggak ada dia berbaur atau apa," ucapnya.
Baca Juga: Fakta Kasus Mutilasi Perempuan di Bekasi, Ditemukan Berbagai Dokumen Penting di Kontrakan Pelaku
Ketua RT bahkan mengaku, ia baru tahu di media sosial terkait pelaku mutilasi di Bekasi itu.
"Saya tahu (Ecky hilang) dari media sosial. Tiba-tiba ada laporan warga sini hilang. Saya enggak tahu awalnya," ujar Suganda.
Setelah laporan orang hilang itu bergulir, Suganda kembali terhenyak. Warganya yang hilang itu Ecky, juga ternyata pelaku mutilasi di Bekasi.
"Selang beberapa hari, ternyata ini benar (ada orang hilang). Lho, saya kaget, kok yang awalnya berita kehilangan, jadinya seperti ini. RT juga enggak tahu, laporan juga enggak ada," ungkap Suganda.
Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV, kasus mutilasi di Bekasi ini ini bermula dari pencarian Ecky dilaporkan hilang oleh keluarganya setelah pamit pergi ke bank pada Jumat, 23 Desember 2022.
Lantas, dalam pencarian, polisi ternyata menemukan potongan jasad korban mutilasi di rumah kontrakan tempat Ecky yang berada di daerah Kampung Buaran, Desa Lambangsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi pada Kamis (29/12/2022) pekan lalu.
Di rumah kontrakan itu, polisi juga mengamankan pelaku mutilasi bernama M Ecky Listiantho (34).
Sumber : Kompas TV/kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.