JAKARTA, KOMPAS TV - Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy kembali menjabat di partai berlambang ka'bah itu.
Pria yang karib disapa Romy itu ditunjuk oleh Plt. Ketua Umum PPP Mardiono menjadi Ketua Majelis Pertimbangan.
Padahal Romy pernah terseret kasus korupsi dalam seleksi jabatan di lingkungan Kementerian Agama pada 15 Maret 2019 lalu, menjelang Pilpres.
Baca Juga: Alasan PPP Tunjuk Mantan Napi Korupsi Romahurmuziy Jadi Ketua Majelis Pertimbangan
Setelah melalui proses penyedikan dan peradilan, pada 20 Januari 2020, ia divonis hukuman dua tahun penjara dengan denda Rp100 juta rupiah subsider 3 bulan penjara.
Lantas, apakah kembalinya Romy ke partai berlambang Kabah itu akan menaikkan suara PPP di Pemilu 2024?
Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menyebut, kembalinya Romy ke pangkuan PPP belum tentu bisa mendongkrak suara partai politik (parpol) tersebut di pesta demokrasi nanti.
"Kalau soal elektabilitas saya pikir belum tentu bisa menaikkan elektabilitas PPP, dan belum tentu juga sebaliknya, kembali ke persepsi publik aja," kata Pangi kepada Kompas TV, Selasa (3/1/2023).
"Karena biasanya masyarakat kita pemaaf dan pelupa, sejauh mana beliau mampu membangun sentimen dan citra yang positif terhadap PPP," ujarnya.
Meski begitu, ia menilai Romy masih memiliki pengaruh yang kuat di PPP, walaupun yang bersangkutan merupakan narapidana kasus rasuah.
"Buktinya posisi beliau sekarang walaupun mantan napi koruptor masih mendapatkan jabatan yang cukup strategis. Jabatan sebagai ketua majelis pertimbangan itu jabatan yang cukup strategis menurut saya," katanya.
Bahkan, ia memprediksi kalau Romy bisa kembali menduduki jabatan orang nomor satu di PPP kembali.
"Kan beliau mantan ketua umum (Ketum) PPP. Bukan tidak mungkin kemudian bisa menjadi ketum PPP lagi. Di dalam politik itu mungkin saja," ujarnya.
Sementara itu, Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menyebut, posisi Romy akan memperkuat soliditas di internal PPP dalam menghadapi pesta demokrasi nanti.
"Apapun judulnya, Romy adalah mantan ketum PPP yang jejaring dan ketokohannya masih diakui, terutama di basis-basis konstituen pemilih PPP," ujarnya.
Menurut dia, dengan pengalaman yang dimiliki Romy di dunia politik tanah air selama ini, elite PPP berharap partai berlambang kabah itu bisa kembali menjadi pemenang di Pemilu 2024 nanti.
"Tentunya PPP berharap bergabungnya kembali Romy ke partai ka'bah akan menjadi katalisator yang bisa menambah daya gedor dan meningkatkan elektabilitas partai."
"Pengalaman, jejaring, dan ketokohan Romy pastinya sangat dibutuhkan PPP untuk mendongkrat perolahan partai di 2024," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menjelaskan, alasan pihaknya menunjuk Romy menjadi Ketua Majelis Pertimbangan karena telah berdasarkan pertimbangan yang matang.
Menurut dia, sosok Romy itu dinilai mempunyai kemampuan untuk membesarkan PPP di Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Eks Napi Romahurmuziy Kembali ke PPP, IM57: Pemberantasan Korupsi di Titik Kritis
"Hal tersebut sudah dipertimbangkan dan Mas Romy di mata teman-teman PPP masih memiliki kemampuan untuk membesarkan partai. Adapun lain-lain itu tentu itu kewenangan dari tim revitalisasi yang memasukkan nama beliau sebagai Ketua Majelis Pertimbangan," kata Awiek, sapaanya, kepada wartawan, Senin (2/1/2022).
Awiek menyebut, Romy tidak dihukum dengan pencabutan hak politik, setelah bebas dari balik jeruji besi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.