JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menyebut, dalam kasus mutilasi biasanya pelaku mengalami dehumanisasi sehingga menganggap korban tidak lagi sebagai manusia.
"Dari berbagai kasus yang ada, itu terjadi proses dehumanisasi, jadi pelaku tidak lagi melihatnya sebagai orang ya, tapi sekadar barang, itu yang membuat pelaku menjadi dingin dan tega untuk memutilasi korban yang sudah dibunuhnya itu," kata Adrianus dalam dialog Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin (2/1/2023).
Menurut dia, kasus di Bekasi sesuai dengan kejahatan mutilasi yang pernah terjadi sebelumnya, yakni dilakukan di tempat yang aman bagi pelaku. Kemudian, disembunyikan di tempat yang menurut pelaku mudah untuk dibuang.
Selain itu, menurut dia, pelaku mutilasi di Bekasi berniat menyembunyikan korban agar tidak ketahuan oleh pihak berwenang maupun warga sekitar.
"Ini adalah hal yang tipikal yang terlihat dari sekitar 300 kasus mutilasi yang pernah terjadi di Indonesia selama dua dekade terakhir ini," kata dia.
Baca Juga: Kasus Mutilasi Wanita di Bekasi, Terduga Pelaku Hampir Kabur Kendarai Mobil dengan Perempuan Lain
Ia menduga pelaku kebingungan mengubur potongan tubuh korban, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama bagi pelaku menyembunyikan jenazah itu di kontrakan atau kos-kosan yang ia tempati.
Selain itu, Adrianus menduga pelaku kesulitan mengangkut jenazah yang telah ia mutilasi karena membutuhkan kendaraan yang memadai.
Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, polisi mengamankan terduga pelaku berinisial MEL yang hampir kabur mengendarai mobil bersama seorang perempuan.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Direkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa pihaknya menangkap terduga pelaku berinisial MEL di area rumah kontrakan, tempat korban ditemukan.
"Ada mobil yang tiba-tiba datang itu kabur. Langsung kita kejar itu, akhirnya didapati beberapa orang termasuk tersangka, ada wanitanya juga," kata Hengki, Sabtu (31/12/2022).
Baca Juga: Terduga Pelaku Mutilasi Perempuan di Bekasi Ditangkap Polisi setelah Sempat Melarikan Diri
Ia menerangkan, saat itu polisi sedang menggeledah kamar kontrakan yang ditempati MEL karena menelusuri keberadaan terduga pelaku yang dilaporkan hilang sejak 23 Desember 2022.
"Pada saat kami geledah tidak ada itu tersangkanya. Tetapi pada saat (terduga pelaku) keluar, ditemukan bahwa di dalam ada jenazah. Tim keluar dari kos-kosan," ujarnya.
Saat keluar dari kos-kosan, polisi melihat mobil yang tiba-tiba datang, lalu kabur. Petugas kepolisian pun langsung sigap menangkap MEL dan perempuan yang mengendarai mobil tersebut.
Ia mengatakan pihaknya tengah mendalami motif terduga pelaku memutilasi korban yang identitasnya belum diketahui itu, termasuk keterlibatan perempuan yang ditangkap bersama MEL.
"Kita sedang dalami. Motifnya dan sebagainya. Ini masih sangat awal, sangat dini," kata eks Kapolres Metro Jakarta Pusat itu.
Ia juga masih menunggu hasil pemeriksaan DNA korban oleh tim dokter forensik Rumah Sakit Polri untuk mengetahui identitas perempuan yang dimutilasi itu.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.